Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung saat berlaga di All England 2022.
ENGLAND - Penampilan Gregoria Mariska Tunjung di All England 2022 mendapat sorotan langsung dari PBSI.
Induk Organisasi Bulu Tangkis di Indonesia itu menilai performa pemain yang akrab disapa Grego itu jauh dari yang diharapkan.
Menghadapi ratu bulu tangkis Korea Selatan, An Seyoung, Gregoria takluk dua gim langsung dengan skor 16-21, 4-21 dalam tempo hanya 28 menit.
Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI Rionny Mainaky menilai Grego belum memiliki kepercayaan diri yang baik ketika memainkan laga melawan pemain top.
Tunggal putri ranking 27 dunia itu tampak ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan cenderung mengikuti pola permainan lawan.
"Gregoria bermain ragu-ragu, merasa strategi dan permainan dia tidak jalan dan kemudian tidak siap capek. Itu membuat dia tidak bisa all out," ujar Rionny dalam rilis tertulis.
Lebih lanjut, Rionny yang juga pelatih ganda putri Indonesia itu berpesan kepada Gregoria untuk meningkatkan daya juangnya di lapangan.
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung saat berlaga di All England 2022.
Pasalnya, pemain yang satu angkatan dengan Grego, seperti Busanan Ongbamrungphan, Pornpawee Chochuwong (Thailand), An Seyoung (Korea Selatan), hingga Yeo Jia Min (Singapura) sudah selangkah lebih maju.
Jika ingin bersaing di peringkat 10 besar dunia, kapten tim putri Indonesia di Kejuaraan Beregu Asia 2022 itu harus berjuang ekstra keras.
"Untuk melawan pemain dunia yang peringkatnya di atas 10 besar harus kerahkan seluruh kemampuan dan punya motivasi serta daya juang yang tinggi. Dia masih terlihat kurang berani dan kalah pada diri sendiri," imbuhnya.
Gregoria Mariska sendiri mengaku sudah berjuang keras saat melawan An Seyoung yang juga juara tiga kali di Indonesia Badminton Festival (IBF) 2021 itu. Dirinya bertekad bangkit di turnamen berikutnya untuk bisa meraih hasil terbaik.
https://radarbanyumas.co.id/duh-karena-cedera-greysiaapri-terhenti-di-all-england-2022/
"Saya sudah mencoba sekuat tenaga di laga ini, saya berusaha menampilkan yang terbaik ke depannya," ungkap Grego.
Praktis, setelah Maria Kristin Yulianti berprestasi di Olimpiade Athena 2004 belum ada lagi tunggal putri Indonesia yang bisa tampil konsisten. Regenerasi masih terus dilakukan mulai dari Adriyanti Firdasari, Maria Febe Kusumastuti, Fitriani, serta Bellaetrix Manuputty hingga saat ini diemban Putri Kusuma Wardani dan Ester Nurumi Tri Wardoyo.(bwf/mcr16/jpnn/ttg)