Dari sepuluh stadion Euro 2016, empat di antaranya baru. Ya, benar-benar baru dibangun. Yakni, Parc Olympique Lyonnais di Lyon, Nouveau Stade de Bordeaux di Bordeaux, Allianz Riviera di Nice, dan Stade Pierre-Mauroy di Lille.
BAGI suporter yang menonton langsung di stadion, kecanggihan dan arsitektur bukanlah perkara utama. Lebih penting adalah bagaimana akses transportasi untuk pergi dan pulang stadion. Itulah problem utama yang dialami beberapa stadion baru pada Euro 2016.
Umumnya stadion baru dibangun tidak di dalam kota, melainkan di pinggiran kota. Dampaknya, belum tentu infrastruktur seperti transportasi sudah disiapkan berbarengan dengan stadion. Adapun stadion lama sudah dinilai tak layak untuk digunakan. Lyon merupakan salah satu venue yang sempat mengalami kegagapan pada pertandingan pertama Euro 2016 di kota itu. Yakni ketika Belgia melawan Italia pada 13 Juni. Ketika itu, terjadi penumpukan suporter yang pulang dari menyaksikan pertandingan.
Penyebabnya, hanya ada dua opsi transportasi. Namun, ketika memasuki fase knockout dengan mempertandingkan tuan rumah Prancis melawan Repulik Irlandia problem itu sudah membaik. Tersedia tiga opsi transportasi, yakni menggunakan trem, bus, serta trem lalu kereta metro. Masalah transportasi yang paling ruwet terjadi di Nice. Kota tepi pantai itu hanya punya satu opsi transportasi dari pusat kota menuju stadion. Sudah begitu, itu hanyalah jalur temporer atau hanya diterapkan ketika hari H pertandingan. Di lain hari, terpaksa harus menggunakan taksi.
Ketika pertandingan babak 16 besar antara Inggris melawan Islandia (27/6), problem itu terlihat dengan jelas. Begitu panjang antrean penonton di Place Messena yang merupakan halte yang dipakai untuk bus menuju stadion Allianz Riviera yang jaraknya 12,5 kilometer dar pusat kota.
Sudah begitu, berbeda dengan di Lyon di mana pada hari H pertandingan semua angkutan menuju ke stadion digratiskan, di Nice tetap harus membayar. Meski sudah memiliki tiket pertandingan, suporter tetap harus mengeluarkan uang sebesar 3 euro untuk bus bolak-balik dari Place Messena menuju Allianz Riviera.
”Karena saya diberitahu akan jauh perjalanan ke stadion, saya sengaja berangkat lebih siang. Meski panas, tapi yang kita tidak punya opsi lain. Terlalu mahal untuk naik taksi ke stadion,” kata Elliot Morris, fans Inggris asal Brentford, London.
Tak heran, sekalipun pertandingan dilangsungkan pada pukul 21.00 waktu setempat, tetapi Place Messena sudah ramai dengan calon penonton yang mengatre bus sejak pukul 14.00 waktu setempat. ”Yang mengesalkan tidak ada pemberitahuan kalau harus membeli tiket bus terlebih dulu. Tadi, saya sudah mengantre lama, terus ditolak karena belum membeli tiket. Harusnya ada pemberitahuan sejak awal,” keluh Morris.
Saat tiba di halte terakhir menuju ke stadion setelah perjalanan sekitar 30 menit, fans juga masih harus berjalan kaki sekitar 2 kilometer menuju stadion. Saat berangkat memang terjadi antrean panjang, tetapi antrean yang lebih parah terjadi saat pulang.
Dampaknya, hingga dua jam setelah pertandingan, masih banyak suporter yang tertahan di dekat stadion. ”Setidaknya saat pulang begini kita berjalan di bawah sinar bulan. Saat berangkat tadi, kita harus berjalan di bawah terik matahari,” kata Damiano Basso, wartawan asal Italia yang bekerja untuk Il Secolo XII.
Pria yang pernah menjadi kontributor Jawa Pos di Italia tersebut juga sepakat bahwa ini adalah venue yang transportasinya terburuk di antara semua stadion Euro 2016 yang telah didatanginya. ”Stadion in seperti berada di antah berantah. Jauh dari mana pun,” ujarnya.
Keluhan juga datang dari suporter. Bukan hanya karena harus menunggu bus cukup lama, melainkan juga saat pulang antrean di halte bus tidak begitu tertib. Tak ada petugas khusus yang mengaturnya. Hanya polisi yang berjaga agar situasi tetap kondusif dan aman.
”Syukurlah, ini pertandingan terakhir di Nice. Kalau ada pertandingan berikutnya lebih baik mencari opsi lain, entah itu bersama teman menyewa kendaraan atau cara lain. Ini sangat menyulitkan,” keluh Dagur Bjarnason, fans Islandia. Ya, selama Euro 2016 hanya kebagian empat laga, tiga di fase grup dan satu babak 16 besar. (na/acd)