NEW YORK - Mulai, Kamis (3/6) kemarin, nama dan penyebutan Turkey berganti menjadi Turkiye, sebagai nama resmi negara. Sejak diumumkan PBB, nama baru dan penyebutan menjadi Turkiye mulai digunakan dalam berbagai bahasa dunia.
Hal itu setelah permintaan resmi Pemerintah Turki untuk mengganti nama negara itu secara pengucapan dan penulisan diterima Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pergantian nama itu baru saja diumumkan PBB, setelah Pemerintah Turki mengajukan permintaan pergantian resmi.
PBB sebelumnya menerima surat dari Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu yang ditujukan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres. Menurut Jurubicara PBB, Stephane Dujarric, permintaan itu berisi pergantian nama resmi negara Turki.
Pergantian nama Turkiye menggantikan Turkey, sebagai nama resmi negara, bertepatan dengan peringatan 12 tahun serangan tentara rezim Zionis ke kapal Mavi Marmara. Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, Selasa (31/5) lalu, mengirimkan surat resminya ke PBB dan organisasi-organisasi internasional.
Ironisnya, sampai dengan hari ini pun orang-orang Turki masih menunjukkan penentangan terhadap normalisasi hubungannya dengan Israel. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan selalu mengklaim mendukung rakyat Palestina melawan pendudukan dan kejahatan rezim Zionis.
Hanya saja negaranya menjalin hubungan ekonomi dan militer yang erat dengan Israel sejak 1949 hingga kini. Dukungan pemerintah Turki terhadap rakyat Palestina yang tertindas sebatas kata-kata, karena Turki serta rezim Zionis intensif mengadakan pembicaraan rahasia di segala bidang.
https://radarbanyumas.co.id/membanggakan-tank-harimau-buatan-ri-turki-tank-terbaik-di-kelasnya-di-dunia-penuhi-standar-nato/
Orang-orang Turki, Rabu (1/6), menggelar acara peringatan 12 serangan tentara Zionis ke kapal Mavi Marmara dan memprotes normalisasi hubungan antara Ankara dan Tel Aviv. Hubungan antara Turki dan Israel menurun ke level terendah pada 2010, setelah militer Israel menyerang kapal milik Turki, Mavi Marmara.
Namun, sejalan dengan langkah beberapa negara boneka AS di kawasan, Erdogan menormalkan hubungan Turki dengan Israel dengan mengundang secara resmi Presiden rezim Zionis Isaac Herzog, yang disambut dengan protes luas dari rakyat Turki. (dis/zul)