JAKARTA — Rusia mengebom Khakiv, kota terbesar kedua Ukraina yang menewaskan puluhan warga sipil.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut hal itu sebagai kejahatan perang. Serangan itu dilakukan oleh Rusia pada awal pekan ini Senin (28/2).
Zelensky pada Selasa (1/3) mengatakan bahwa terkait perisitiwa tersebut, ada laporan sanksi mata yang mengatakan bahwa warga sipil sengaja dijadikan sasaran serangan.
Hal senada juga diungkapkan oleh hak asasi yang khawatir akan potensi kejahatan perang. Video serangan Rusia ke Kota Khakiv ini beredar di linimasa Twitter pada Selasa (1/3).
Perang Ukraina Makin Menegangkan, Rusia Minta AS dan NATO Cabut Instalasi Nuklir di Dekat Rusia
Sementara itu, unggahan terbaru dari Presiden Zelensky di akun Twitternya @ZelenskyyUa, terlihat Presiden Ukraina ini baik-baik saja.
Presiden Ukraina ini mengatakan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Duke dan Duchess of Cambridge atau Kerajaan Inggris.
“Olena dan saya berterima kasih kepada Duke dan Duchess of Cambridge @RoyalFamily bahwa pada saat genting ini, ketika Ukraina dengan berani menentang invasi Rusia, mereka berdiri di samping negara kita dan mendukung warga negara kita yang pemberani,” jelas Zelensky di unggahannya sekitar pukul 16.00 WIB, Selasa.
“Kebaikan akan menang,” katanya lagi.
Sementara itu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) sedang berupaya untuk meluncurkan penyelidikannya sendiri atas tuduhan tersebut.
Kepala Jaksa ICC Karim Khan mengatakan pada Senin malam (28/2) bahwa ada dasar yang masuk akal untuk percaya bahwa kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan telah dilakukan di Ukraina.
Khan mengatakan bahwa penyelidikannya akan menyelidiki dugaan kejahatan yang timbul dari pertempuran tersebut, serta pelanggaran yang berasal dari invasi awal Rusia pada tahun 2014.
https://radarbanyumas.co.id/negara-arab-sekutu-as-ogah-urusi-konflik-rusia-vs-ukraina-arab-saudi-tak-bantu-amerika-cs-malah-bekerjasama-dengan-rusia/
Jaksa membutuhkan persetujuan hakim ICC untuk mulai bekerja.
Untuk saat ini, dia telah meminta timnya untuk mulai mengumpulkan bukti pelanggaran, seperti serangan terhadap warga sipil. Meski demikian, baik Rusia maupun Ukraina bukan merupakan anggota ICC.
Dikabarkan BBC, serangan terbaru di Kharkiev terjadi selang beberapa hari usai Rusia menyerang Ukraina di beberapa front. Namun, kemajuan lebih lanju berhasil diperlambat dengan perlawanan dari pasukan Ukraina. (*/Fajar)