SURABAYA- Pengusutan kasus pembunuhan yang melibatkan Kanjeng Dimas Taat Pribadi terus bergulir. Hari ini, Subditreskrimum Polda Jawa Timur akan menggelar rekonstruksi terkait pembunuhan yang dilakukan kepada salah satu korban, Abdul Gani, 43. Reka ulang itu akan dilakukan di Padepokan Dimas Kanjeng dengan menghadirkan sejumlah tersangka secara langsung.
Seperti yang diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono kepada Jawa Pos kemarin (2/9). Dia mengatakan pihaknya sudah melakukan persiapan terkait rekonstruksi itu. Baik itu keamanan ataupun konsep pelaksanaan rekonstruksi. ''Persiapan sudah maksimal, besok (hari ini, RED) tinggal pelaksanaan saja,'' ujarnya.
Untuk keamanan sendiri, Padepokan Dimas Kanjeng sejak kemarin sudah dijaga sejumlah personil. Diantaranya personel dari satuan Brimob di Watu Kosek yang berdekatan dengan lokasi rekonstruksi. ''Untuk jumlah kita situasional saja, lihat kondisi besok (Hari ini, Red) bagaimana,'' terang Argo.
Data yang dihimpun, polisi menyiapkan 350 personel untuk rekonstruksi iti.
Pengamanan para tersangka terkait rekonstruksi pembunuhan itu, Polda Jatim sudah mempersiapkannya. Diantaranya satu mobil tahanan untuk mengangkut tersangka, dibantu dua mobil patroli yang akan mengawal sepanjang perjalanan. ''Fleksibel pengamanannya,'' lanjutnya.
Ditanya perihal hadir tidaknya tersangka Kanjeng Dimas dalam rekonstruksi itu, Argo menegaskan hal tersebut merupakan kewenangan penyidik. Jika memang dibutuhkan kehadiran tersangka Dimas Kanjeng ke lokasi, pihaknya akan siap melaksanakannya. ''Lihat nanti di sana bagimana,'' tandasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos, Dimas Kanjeng sudah diberangkatkan menuju padepokannya tadi malam. Dia diangkut dengan menggunakan mobil Barracuda. Keamanannya pun berlapis. Sejauh pantauan Jawa Pos kurang lebih seratus personil mengawal Dimas Kanjeng menuju ke Probolinggo.
Konsep rekonstruksi itu adalah memperjelas kronologi kematian Abdul Gani. Sebab, dari keterangan enam eksekutor yang sudah ditangkap, korban berpangkat sultan itu dibunuh di dalam padepokan Dimas Kanjeng.
Harapannya, saat rekonstruksi dilakukan, polisi bisa menemukan fakta dan bukti baru terkait pembunuhan tersebut. ''Garis polisi sudah dipasang sejak Dimas Kanjeng ditangkap, jadi beberapa bukti masih ada di dalamnya,'' kata perwira dengan tiga melati di pundak itu.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Dimas Kanjeng ditahan setelah mengotaki terbunuhnya dua mantan santrinya, Ismail Hidayah dan Abdul Gani. Diduga kuat, penyusunan rencana untuk membunuh dua korban itu dilakukan di padepokan.
Selain perencanaan, padepokan juga jadi lokasi eksekusi Abdul Gani. Korban berpangkat sultan itu dibunuh karena berusaha membocorkan informasi mengenai praktik penggandaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng. Dia juga dianggap memprovokasi pengikut lain agar tidak percaya kepada Dimas Kanjeng.
Dalam pembunuhan Abdul Gani, penyusunan rencana dilakukan oleh salah satu tersangka bernama Wahyu Wijaya. Dia juga yang meminta Abdul Gani datang di padepokan dengan mengiming-ngimingi uang sebesar Rp 120 miliar.
Disisi lain, Polda Jatim tidak hanya akan menggelar rekonstruksi di Padepokan Dimas Kanjeng. Pihaknya juga akan melakukan penyitaan beberapa aset Dimas Kanjeng terkait kasus penipuan yang menjeratnya.
Salah satunya adalah uang hasil penipuan yang dilakukan Dimas Kanjeng. Diduga, uang-uang tersebut disimpan di dalam beberapa bunker yang ada di padepokan. ''Informasi adanya tiga bunker itu akan kami cek. Serta uang hasil penipuan Dimas Kanjeng juga akan dihitung,'' beber Argo.
Selain itu, beberapa barang yang ada di padepokan akan diperiksa. Misalnya saja jumlah mata uang asing yang ditemukan di sekitar padepokan. Korps berseragam cokelat juga akan memeriksa asli atau tidaknya uang yang ada disana.
Menurut sumber internal kepolisian, khusus untuk penyitaan aset ada 16 personil yang dipersiapkan. Personil itu berasal dari Subdit I Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Jatim. Mereka akan berangkat sekitar pukul 04.00 hari ini dengan menggunakan satu mobil. ''Mereka memeriksa detail per detail benda-benda di padepokan. Terutama terkait asli tidaknya uang yang ada di sana,'' terang sumber tersebut. (rid)