Bus Diduga Rem Blong, Sempat Terbang Sebelum Hantam Tebing, Penumpang Terlempar Keluar di Kecelakaan di Mangun

Senin 07-02-2022,10:09 WIB

JOGJA – Sebuah bus pariwisata Mercedes Benz dengan nomor polisi AD 1507 EH yang membawa 42 penumpang, menabrak bukit setelah diduga remnya blong. Sebanyak 13 orang meninggal dunia, sementara puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan. Kecelakaan mengerikan itu terjadi di Jalan Imogiri-Dlingo, Dusun Kedung Buweng, Wukirsari, Imogiri, atau tepatnya di objek wisata Bukit Bego sekitar pukul 14.00 Minggu (6/2). Saksi mata kecelakaan, Muhammad Elko Pasa menyebut, bus melaju dengan kencang dari arah atas atau Mangunan. Namun, kondisinya dirasa Elko beda, bus saat menuruni jalanan Imogiri-Dlingo seperti kehilangan angin. “Tak awe-awe kon rindik wes (saya beri aba-aba agar pelan, Red) nggak memperhatikan,” bebernya kepada wartawan di tempat kejadian perkara (TKP) kemarin. Diperkirakan Elko, bus melaju dengan kecepatan lebih dari 80 kilometer per jam. Seingat Elko, sopir tampak kelimpungan. “Anginnya hilang, mungkin mau oper gigi kecil nggak nyandak (tidak bisa). Banter. Rem meng cas ces cas ces,” paparnya. Pada saat yang sama, Elko sedang membantu sebuah mobil yang macet. Dimungkinkan menghindari mobil yang tengah ditolong Elko itu, bus banting setir ke kanan. Di mana ban dari bus yang mengangkut rombongan pabrik konveksi dari Sukoharjo, Jawa Tengah, itu sudah tidak napak aspal saat menghindar. Bus kemudian menghantam sebuah bukit batu dan terbang sebelum tersuruk di selokan. “Bisa terbang karena menghindari mobil dan motor di depannya,” sebutnya. Pria 35 tahun ini menyebut, bus mengalami benturan hebat. Saat menghujam bukit batu di sebelah kanan sesaat setelah terbang. “Orangnya yang di dalam bus pada terlempar keluar,” ungkapnya. Disebut Eklo, beruntungnya keadaan jalan sedang sepi. Tidak ada kendaraan yang menuju ke atas. Setelah melihat hal itu, warga Pundung, Wukirsari, Imogiri, ini segera menelepon Polsek, PMI, dan rekan relawan. “Melihat ada yang meninggal dunia. Ada yang patah tangan, saya nggak tegel (nggak tega, Red) terus menjauh dari sana,” ujarnya. Warto, warga yang kebetulan tengah berada di warung dekat Bukit Bego pun memberi kesaksian. Dirinya mendengar suara hantaman yang sangat kencang kemarin siang sekitar pukul 14.00. “Begitu saya lihat, keadaan sudah seperti ini,” lontarnya. Melihat itu, pria 48 tahun ini mencoba menolong korban yang selamat. Mulai dari korban yang berada di bagian depan. “Saya dan teman saya menolong korban yang kelihatan terlebih dahulu,” ucapnya. Setelah melihat ke belakang, tampak banyak korban berusia sekitar belasan tahun. Namun Warto tidak berani menghitung jumlah korban karena sudah merasa ngeri. “Kondisi penumpang berantakan di belakang. Juga di selokan, sopir terjepit,” sebutnya. Penumpang aman yang dilihatnya adalah seorang perempuan yang mendekap anak kecil. Diperkirakan olehnya, usianya kisaran siswa SMA. Namun bagian kepala perempuan ini juga mengalami luka parah. “Kakak kepalanya bocor, sambil memeluk adiknya,” tandasnya. Sementara itu, Lokasi kecelakaan merupakan medan yang cukup sulit. Sebab, berupa jalan menurun dan menikung. Sehingga dibutuhkan sopir yang andal saat melewati jalur Imogiri-Dlingo. Terungkap bahkan dalam sehari, terjadi dua insiden yang melibatkan bus di Bukit Bego ini. Kanit Gakkum Satlantas Polres Bantul Iptu Maryono menduga, sopir bus pariwisata dengan nomor kendaraan AD 1507 EH ini tidak menguasai medan. Sehingga mengakibatkan kendaraan yang dikemudikannya mengalami kecelakaan. “Dugaan awal, kurang menguasai medan,” ujar Maryono saat diwawancarai di TKP. Untuk itu, petugas akan melakukan penyelidikan. Sebab, TKP merupakan jalanan yang menikung ke bawah, sehingga dibutuhkan keadaan rem yang maksimal. “Sopir juga berusaha menyelamatkan dengan banting ke kanan,” sebutnya. Selain itu, petugas mengambil speedometer bus untuk mengetahui kecepatan bus saat mengalami kecelakaan. Namun, dugaan awal kecelakaan adalah sopir yang tidak menguasai medan. “Kalau soal rem masih perlu kami dalami lagi, apakah ada yang rusak atau tidak,” tegasnya. Diketahui, sopir bernama Ferriyanto, 35, merupakan warga Kota Surakarta, Jawa Tengah dan teridentifikasi meninggal di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Sopir membawa rombongan dari Mangunan dan berencana ke Pantai Parangtritis. “Sopir (awalnya dinyatakan selamat tapi, Red) mengalami patah tulang,” bebernya. Sementara Lia, pemilik warung sekitar Bukit Bego, mengungkap ada dua peristiwa yang melibatkan bus kemarin. Kejadian pertama, bus hampir menabrak warungnya. Namun, bus berhasil dikendalikan oleh sopir. https://radarbanyumas.co.id/13-orang-tewas-kecelakaan-bus-pariwisata-di-jalan-imogiri-dlingo-bantul/ “Nah, setelah itu kok kecelakaan ini,” cetusnya. Sebelumnya, Radar Jogja sempat dicegat oleh seorang pria yang mengaku dari rombongan bus saat akan mengambil foto kondisi bus. Mengenakan jas hujan warna biru dan berkacamata dia menyebut, “Tolong beritanya jangan dibuat hyperbola.” Namun, pria itu kabur saat akan diwawancarai lebih lanjut. Untuk diketahui, bus dalam kondisi ringsek pada bagian depan. Sementara semua kaca pada bagian kanan hancur, akibat menghantam bukit batu ketika mendarat. As roda bus bagian belakang patah ingga bus tidak dapat segera dievakuasi. (fat/laz/radarjogja/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait