Penyerahan simbolis alat cukur oleh Pemilik La'nang Gentlemen Care and Store, Tengku Syahdan (berkacamata), pada Kepala Lapas II A Purwokerto, Ignatius Gunaidi, Jumat (8/7). (LAILY MEDIA/RADARMAS)
RADARBANYUMAS, PURWOKERTO - La'nang Gentlemen Care and Store melakukan kegiatan sosial, berupa pemberian pelatihan cukur rambut pada warga binaan (WB) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) II A Purwokerto.
Kegiatan tersebut berlangsung di halaman dalam Lapas II A Purwokerto, Jumat (8/7).
Salah satu peserta pelatihan, Adit Subastian mengaku memiliki basic cukur rambut. Sebelum masuk Lapas II A Purwokerto, dia bekerja di barbebrshop.
"Sudah punya basic, tinggal diasah lagi," ujarnya.
Selama sembilan bulan di dalam lapas, Adit juga aktif mencukur rambut WB lain. Bersama rekannya sesama WB, Adit belajar bersama mengembangkan keterampilan mencukur rambut.
"Kalau Ke luar dari lapas, ingin kerja di Barbebrshop lagi," imbuhnya.
Pemilik La'nang Gentlemen Care and Store, Tengku Syahdan mengatakan, program kali ini merupakan upgrade skill bagi para WB. Tidak hanya itu, WB yang belum punya pengalaman di bidang cukur rambut, diperbolehkan mengikuti pelatihan ini. Diharapkan setelah bebas, mantan WB Lapas II A Purwokerto tidak lagi melakukan tindak pidana.
https://radarbanyumas.co.id/sinergitas-penanggulangan-peredaran-narkoba-lapas-kelas-iia-purwokerto-bersama-polresta-banyumas-lakukan-razia/
"Tujuan kami dari kegiatan ini agar WB ada persiapan diri lebih matang, sehingga pas keluar dari lapas bisa diterima masyarakat dan langsung kerja," katanya.
Dalam melakukan kegiatan sosial, sesuai ketrampilan yang dimiliki, Syahdan tidak memandang seseorang itu sebagai masalah, musuh, dan sebagainya. Menurutnya semua orang berhak mendapat kesempatan yang sama, tanpa terkecuali, untuk punya masa depan.
Pemilik La'nang Gentlemen Care and Store, Tengku Syahdan memberi pelatihan cukur rambut pada warga binaan Lapas II A Purwokerto, di halaman Lapas II A Purwokerto, Jumat (8/7). (LAILY MEDIA/RADARMAS)
"La'nang yang diwakili Serikat Pekerja Tata Rambut, tidak memandang masa lalu seseorang, tapi memandang masa depan," papar Syahdan.
Lebih lanjut Syahdan menuturkan, permintaan tenaga kerja (kepster atau barber) di seluruh Indonesia sangat tinggi. Sedangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkecimpung di bidang tersebut masih kurang.
"Peluang ini masih luas, bisa dicapai WB agar langsung kerja begitu keluar dari lapas," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Lapas II A Purwokerto, Ignatius Gunaidi menyampaikan, kegiatan ini merupakan hal luar biasa. Mendukung kemandirian dan memberi bekal bagi para WB. Agar kelak bisa bersosialisasi dan terintegrasi dengan masyarakat luas.
Dia mengharapkan, bisa berlanjut secara terjadwal, dalam setahun sekali atau dua kali. Dan di kemudian hari WB yang ikut pelatihan bisa memiliki penghasilan. Dan kegiatan ini tidak berhenti di sini, tapi WB juga bisa diterima bekerja di barbebrshop setelah keluar dari lapas, untuk mengingatkan ketrampilan yang dimiliki.
"Inilah sinergitas antara lapas dengan masyarakat atau pihak ketiga," ujar Ignatius.
Menurutnya, kegiatan ini sangat mendasar digunakan untuk modal berusaha atau berwiraswasta di mana pun. Sebab setiap orang butuh untuk cukur rambut. Bahkan di Lapas II A Purwokerto juga disediakan ruangan untuk potong rambut para WB. (rdr/ely)