Jajaran ACT Purwokerto saat menyerahkan bantuan beaguru dari program SGI
Adakan Program Beaguru
PURWOKERTO- Aksi Cepat Tanggap (ACT) Purwokerto menyelenggarakan serah terima bantuan beaguru, dari program Sahabat Guru Indonesia (SGI). Kegiatan tersebut dilakukan di kantor ACT Purwokerto Jalan Jend Sudirman, Jumat (6/12). Melalui program tersebut, para guru prasejahtera di area Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen (Barlingmascakeb), akan menerima beaguru untuk menunjang ekonomi.
Kepala Cabang ACT Purwokerto, Tri Ageng Santoso mengatakan, program SGI menyasar pada guru-guru di Barlingmascakeb yang berpenghasilan rendah dan tidak menentu.
"Para guru yang didata, dengan penghasilan sangat minim untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya," katanya.
Sementara itu, Staff Program ACT Purwokerto, Sujada Abdul Malik menyampaikan, kriteria guru yang menerima manfaat dari program ini, guru yang berpenghasilan di bawah Rp 1 juta. Berasal dari wilayah prasejahtera, dan memiliki dedikasi tinggi untuk mengajar siswa-siswanya.
"Guru prasejahtera di sini termasuk guru honorer dan guru tahfiz," terang Sujada
Gelombang pertama, ACT Purwokerto menyalurkan beaguru pada 20 orang pendidik. Dan berlanjut pada gelombang berikutnya, yang akan rutin diselenggarakan tiap bulan.
Guru penerima beaguru, pengajar di TK Diponegoro 99, Puji Setyarini sudah mengabdi selama 26 tahun. Dari gaji awal Rp 5 ribu, sekarang Rp 370 ribu mulai dua tahun ini. Dan sudah lima tahun, ibu empat anak ini menderita sakit ginjal yang mengharuskan cuci darah dua kali dalam seminggu, dengan biaya BPJS.
"Suami saya jualan makanan kecil yang dititipkan di warung-warung," kata Puji.
Sebelumnya, Puji pernah mendapat bantuan dari pemda. Namun persyaratan terbaru, guru penerima bantuan pemda harus mengenyam pendidikan minimal S1. Akhirnya, bantuan untuk dirinya terputus.
Dia pun mengatakan, proses mendapat beaguru ACT karena informasi dari rekannya. Dan namanya didaftarkan untuk mendapat bantuan dari ACT.
Guru lainnya yang menerima beaguru, Herni Widiawati. Guru TK Diponegoro 1 ini sudah mengabdi selama 11 tahun. Dengan penghasilan Rp 350 sebulan, ditambah jualan online baju muslim, msih belum cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Suaminya berprofesi tukang vermak pakaian di Pasar Pon. Dan sekarang masih menempati rumah nenek dari suaminya. (ely)