Satpol sedang membantu peserta ujian dengan melakban sepatu. Berlinda/Radarmas
PURWOKERTO- Ditengah polemik passing grade karena rendahnya angka yang lolos menuju tes SKB, sekaligus empat hari menjelang berakhirnya pelaksanaan tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) di GOR Satria Purwokerto, masih banyak ditemukan hal unik dalam pelaksanaannya.
Salah satunya Diman menjadi peristiwa tidak biasa dalam pelaksanaan tes SKD di GOR Satria Purwokerto adalah sepatu dilakkban warna hitam. Hal ini dikarenakan peserta tidak mengenakan sepatu hitam sehingga harus ditutup dan dilakban oleh Satpol PP sepatunya.
“Dari hari pertama tes, sebenarnya selalu ada peserta yang tidak menggunakan sepatu hitam. Kami suruh mencari sepatu hitam agar bisa ikut tes. Tetapi kemudian kami memiliki ide untuk melakban sepatu mereka dengan lakban hitam,” Ungkap Kusno, Anggota Satpol PP Kabupaten Banyumas yang bertugas di pelaksanaan CPNS.
Ia menjelaskan, panita penyelenggara turut menyediakan lakban hitam. Sehingga bisa digunakan untuk menembel sepatu berwarna agar terlihat menjadi hitam. “Kami kasihan ya daripada pulang atau membeli baru, jadi kami akali,” jelas Kusno.
Pantauan lain Radar Banyumas pada pelaksanaan tes SKD, Selasa (13/11) untuk wilayah Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Radarmas menjumpai salah satu peserta yang harus menggendong putranya ketika melakukan registrasi. Hal tersebut dikarenakan sang anak yang tidak mau lepas dari ibunya.
“Iya anaknya tidak mau ditinggal. Kata petugas tidak papa tunggu di sini,” ungkap Triana, peserta SKD asal Pekalongan ketika ditemui di tenda help desk CPNS 2018.
Ketika ditemui, Triana dan putranya, tengah menunggu sang Ayah yang juga sedang mengikuti tes SKD. “Ayahnya sedang tes. Saat ini di sesi kedua, sedangkan saya tes di sesi ketiga,” tutur ia.
Triana bercerita, ia dan suaminya harus membawa sang buah hati ke lokasi tes karena orangtua yang sudah tua dan ia pun tidak tega menitipkan anaknya. Dikarenakan waktu yang terus berjalan, Triana harus melakukan registrasi. Tetapi sang anak yang tidak mau ditinggal bersama panitia pelaksanaan SKD di meja help desk, akhirnya panitia membuat keputusan untuk memperbolehkan Triana masuk untuk melakukan registrasi sambil menggendong anaknya dengan dikawal oleh panitia.
Menanggapi dua hal yang terjadi selama pelaksanaan tes SKD tersebut, Totok Budi Mulyanto, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pekalongan menerangkan, dirinya maklum.
Untuk kasus anak yang ikut hingga proses registrasi, ia menerangkan, selama masih berada di luar bukanlah sebuah masalah. Selama tidak mengganggu prosesi.
“Prosesinya dari pengarahan, registrasi, metal detector, hingga menunggu tidak masalah. Kalau sudah masuk ruangan yang tidak boleh,” terang Totok. (lin)