JEMPUT ANAK: Warga menjemput anak saat jam pulang sekolah. Sekarang ini, himbuan untuk menjemput anak banyak digaungkan.
PENCULIKAN menjadi tema baru yang diperbincangkan warga. Bahkan perbincangan itu sudah terbilang liar. Ditambahi imajinasi yang kemudian membuat orang takut.
Di Desa Kedungrandu Kecamatan Patikraja misalnya. Kabar yang dibawakan ibu-ibu penjemput anak di sekolah bahkan sudah luar biasa. Beberapa cerita yang muncul diantaranya:
Ada seorang anak yang sudah berhasil diculik. Anak itu dibawa ke mobil lalu diturunkan lagi setelah organ dalamnya berhasil diambil para penculik. Bahkan, ada cerita lain yang tak kalah seramnya. Juga dibawakan para ibu-ibu tersebut.
Katanya, warga melihat seorang penculik yang tengah memasukkan kembali usus seorang anak ke dalam perut anak tersebut. Itu dilakukan setelah penculik berhasil mengambil ginjal sang anak. Hebatnya lagi, anak itu kemudian dikembalikan pulang. Kondisinya : anak itu masih bisa berjalan.
Grup-grup WA para ibu-ibu juga jadi ramai dengan tema penculikan. Dari grup Dasa Wisma sampai grup PKK. Di grup tersebut, para ibu berbagi informasi 'super penting' . Katanya, ada tanda yang diberikan para penculik kepada calon korbannya.
Baca: Dikira Penculik, Seorang Wanita Nyaris Dimassa Warga Ajibarang
Tanda yang diberikan berupa tanda silang atau oles merah di tembok rumah calon korban. Ibu-ibu meminta jika ada tanda itu untuk dihapus. Pasalnya, itu kode dari para penculik.
Mereka pun saling mengingatkan untuk terus mengawasi putra-putrinya. Jangan sampai buah hati main jauh dari rumah tanpa pengawasan. Menjemput anak saat pulang sekolah pun menjadi hal yang sangat dianjurkan.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Purwadi Santoso MHum mengatakan, sampai saat ini belum laporan tentang penculikan anak. Namun, dia menghimbau untuk orang tua murid lebih waspada. "Karena ada berita tersebut, orang tua lebih waspada saja," jelasnya.
Selain itu, dia juga menghimbau agar masyarakat juga mencerna informasi yang beredar di masyarakat. Tidak menelan mentah-mentah informasi yang berbedar. "Dipastikan informasi tersebut seperti apa. Benar atau tidak," ucapnya.
Hal tersebut untuk mengantisipasi keresahan di masyarakat. Sehingga masyarakat tidak "termakan" berita tersebut. Menurutnya, selama ini Banyumas dalam kondisi baik. Tidak ada kasus penculikan yang terjadi. "Belum ada laporan selama ini," tutupnya.
Di bagian lain, viralnya isu mengenai penculikan memang membuat kalangan orang tua dan pendidik waspada. MI Negeri 3 Banyumas menanggapi isu tersebut dengan semakin meningkatkan himbauan dan edukasi kepada anak agar senantiasa waspada.
Muslihun salah seorang guru MI Negeri 3 Banyumas yang juga seorang bina damping polisi cilik mengatakan, sudah memberikan himbauan kepada peserta didik agar lebih hati-hati terhadap orang asing.
"Wali kelas sudah mengedukasi kepada siswa-siswi supaya jangan mudah percaya terhadap orang asing atau yang baru dikenalnya, serta diajarkan untuk tidak menerima iming-iming baik berupa uang, mainan atau lainnya yang diberikan oleh orang asing," katanya.
Sementara, Ny Abi, salah seorang orang tua siswa MI negeri 3 Banyumas mengatakan, adanya isu penculikan menimbulkan ketakutan. Sang anak juga ikut menjadi takut bermain jauh dari rumah.
"Adanya isu tersebut membuat kami para orang tua semakin waspada, jadi sebelum anak keluar dari sekolah kami pasti sudah di tempat jangan sampai anak menunggu lama," katanya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Banyumas, Taefur Arafat menjelaskan, orangtua harus meningkatkan kewaspadaannya.
"Anak-anak yang sekiranya sekolahnya jauh ya diantar jemput. Anak supaya jangan mau kalau dijemput orang yang tidak dikenal," katanya. Termasuk kepada bapak ibu guru terutama pada paud dan SD supaya jangan melepas anak didiknya ketika dijemput oleh orang yang tidak dikenal.
Dalam mencegah tindak penculikan anak, Taefur Arofat menerangkan, peran orangtua dalam keluarga adalah segalanya.
Taefur Arofat mengatakan lebih lanjut, pihaknya selaku pegawai pemerintah telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, orangtua, hingga pihak sekolah. Sosialisasi dilakukan, menurutnya untuk mengingatkan kembali para orangtua dan pendidik untuk selalu waspada. (dis/aam/ida/ber)