PURWOKERTO-Meski Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Kaliori sudah dibuka dan bisa digunakan, namun persoalan sampah rupanya masih terus menjadi persoalan serius di kalangan masyarakat. Terbaru, warga di Jalan Kuburan, Kelurahan Purwokerto Kulon menutup tempat pembuangan sampah dengan keranda.
Ketua RT setempat, Sayidin saat ditemui Rabu (30/5) kemarin mengatakan, penutupan tersebut dilakukan untuk membatasi jumlah sampah, agar tidak membeludag.
"Karena sampah sekarang diambil tiga hari sekali, jadi sampah yang terkumpul sampai menggunung," jelasnya.
MASIH JADI PERSOALAN : Warga melintas di depan pintu masuk Tempat Penampungan Sampah Sementara di Kelurahan Purwokerto kulon yang ditutup dengan keranda kemarin, (30/5). (DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS )
Ia mengatakan, banyaknya sampah di lokasi tersebut sangat menganggu. Mulai dari bau tidak sedap, hingga pemandangan yang juga rusak.
"Yang membuang sampah di sini hampir warga di seluruh kelurahan," katanya.
Ia berharap, pengangkutan sampah dilakukan lebih rutin, agar sampah tidak menggunung dan menganggu lingkungan.
Hal serupa disampaikan Sabichun warga setempat. Ia menyayangkan sedikitnya truk pengangkut sampah. Jumlah truk pengangkut sampah yang hanya belasan dinilai kurang, untuk mengangkut seluruh sampah di Kabupaten Banyumas.
"Apalagi diangkutnya tiga hari sekali," katanya.
Bau tidak sedap yang dihasilkan sampah-sampah tersebut, kata dia, benar-benar menganggu. Bahkan, Sabichun mengatakan, warga harus menyemprot TPS dengan parfum untuk menghilangkan bau tersebut. Akan tetapi cara tersebut tidak bisa menghilangkan bau sepenuhnya.
Ia berharap, tempat sampah dipindahkan. "TPS ada di dekat makam, yang seharusnya suci," katanya. (hkm)