Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Banyumas Belum Optimal

Jumat 20-04-2018,08:11 WIB

PURWOKERTO - Pertumbuhan ekonomi syariah di wilayah Banyumas, hingga sekarang belum optimal. Bahkan pertumbuhan ekonomi syariah di Banyumas masih tertinggal dengan pergerakan ekonomi yang dilakukan secara konvensional. Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Agus Chusaini menyebutkan pertumbuhan ekonomi syariah Banyumas saat ini ada di skala tujuh persen. "Lumayan bagus sudah di atas lima persen, tapi tetap masih tertinggal dengan yang konvensional," ujarnya saat berkeliling stan di Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Banyumas 2018, Kamis (19/4) di Alun-Alun Purwokerto. Agus mengatakan, tertinggalnya pertumbuhan ekonomi syariah tersebut dikarenakan sebagian besar masyarakat menganggap ekonomi syariah sama dengan konvensional. Oleh kerena itu, melalui kegiatan FESyar, menjadi salah satu upaya BI untuk mengenalkan dan memberi pemahaman pada masyarakat mengenai perekonomian syariah. Kali ini BI juga menunjuk pondok pesantren, karena dirasa lebih tepat. Menurut Agus, dari sisi ekonomi, pondok pesantren sudah tumbuh dan menerapkan sistem ekonomi syariah. Diharapkan, pondok pesantren dapat menjadi pusat perkonomian yang dikembangkan di daerah. "Kami coba mengejar ketertinggalan dari konvensional. Kalau masyarakat sudah paham apa itu ekonomi syariah, mudah-mudahan ada ketertarikan untuk menggunakan produk syariah," katanya. BI Purwokerto juga selalu melakukan evaluasi dan memberikan sosialisasi pada masyarakat. Seperti pada stan perbankan yang membuat seperti lab untuk menjelaskan pada masyarakat. Sehingga dapat disampaikan bagaimana produknya bekerja, dan bagaimana sistem tersebut dijalankan. Agus menjelaskan, hampir semua produk konvensional dengan syariah berbeda. Ia menyontohkan mengenai jual beli, di mana nasabah yang datang ke bank untuk pinjam uang, akan dikenakan bunga. "Kalau di syariah tidak seperti itu, sistemnya bagi hasil jadi dilihat perkembangan usaha nasabah yang meminjam," jelasnya. (ely)

Tags :
Kategori :

Terkait