PADAMKAN : Petugas Damkar Banyumas berjibaku memadamkan api yang membakar lahan bekas TPA Gunungtugel Purwokerto. (DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS)
PURWOKERTO-Usai terbakar pada Rabu (16/8) silam, bekas TPA Gunung Tugel kembali terbakar Senin (28/8). Meski tak sebesar kebakaran sebelumnya, namun asap mengarah ke sisi timur mendekati pemukiman warga.
Pantauan Radarmas di lokasi kejadian, asap hasil kebakaran menuju ke sisi timur bekas TPA. Berbeda dengan kejadian sebelumnya, asap tebal hasil kebakaran mengarah ke sisi barat dan mengganggu arus lalu lintas di jalan raya serta pemukiman warga di sisi barat dan utara TPA.
PADAMKAN : Petugas Damkar Banyumas berjibaku memadamkan api yang membakar lahan bekas TPA Gunungtugel Purwokerto. (DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS)
Meksi demikian, asap yang mengarah ke sisi timur justru menggangu aktivitas warga yang tinggal di sebelah timur TPA. Bahkan, jika api tidak cepat dipadamkan akan mengancam pemukiman warga.
Indri (32) warga Kedungrandu Patikraja menuturkan, kepulan asap putih pertama kali terlihat di bagian tengah bekas TPA sejak pukul 11.00. Awalnya, kepulan asap tidak begitu besar dan tebal, namun lama kelamaan semakin membesar akibat kencangnya angin bertiup.
"Awlanya di bagian tengah sisa kebakaran sebelumnya, tapi karena tiupan angin yang kencang lama kelamaan kebakaran meluas ke sisi timur. Sejak kebakaran sebelumnya, memang masih sering keluar asap tapi cuma kecil, ini karena anginnya besar jadi seperti dikipasi, terus membesar," tutur dia.
Terpisah, Kepala UPT Damkar BPBD Banyumas Daryono menuturkan, untuk menangani kebakaran bekas TPA Gunung Tugel pihaknya mengerahkan 4 armada sekaligus. Tiga armada dari Pos Purwokerto dan satu armada dari Pos Wangon, dengan jumlah personil sekitar 20 orang.
"Sulitnya medan yang berada di tebing curam, menyulitkan anggota melakukan penanganan. Lokasi kebakaran masih sama dengan kebakaran sebelumnya, ini karena cuacanya panas jadi mudah terbakar lagi meskipun sebelumnya sudah berhasil dipadamkan," jelas dia.
Untuk mempercepat proses pemadaman, Daryono berharap ada bantuan berupa cuaca hujan. Pasalnya, jika angin terus bertiup kencang dan cuaca panas, petugas akan semakin kesulitan menjinakkan si jago merah.
"Semoga nanti turun hujan, ini sudah mendung. Kalau hujan lebat, api bisa padam dengan cepat dan sampah pun menjadi basah akibat guyuran hujan. Meski tidak hujan, anggota akan berusaha semaksimal mungkin memadamkan api," tegas dia.
Daryono berharap, pihak lain membantu Pemadam Kebakaran dalam penanganan kebakaran di TPA Gunung Tugel tersebut. Pasalnya, berdasarkan pengalaman petugas, untuk menangani kebakaran sampah yang menggunung memerlukan bantuan alat berat berupa excavator.
"Kami memerlukan bantuan pihak lain berupa alat berat, untuk membuat parit di area gunungan sampah. Hal itu itu memudahkan petugas juga untuk mengangkat tumpukan sampah yang menggunung," jelas dia.
Dengan terangkatnya tumpukan bagian atas, sampah di bagian bawah yang menjadi sumber api dapat dipadamkan dengan mudah dan tidak menyala di kemudian hari. Jika hanya mengandalkan petugas pemadam kebakaran, penanganan akan kurang efektif dan akan terjadi kebakaran lagi.
"Penanganan kebakaran di gunungan sampah memang harus seperti itu, mengurai tumpukan atas dan membuat parit untuk memutus tumpukan yang terbakar dengan tumpukan yang belum terbakar. Sehingga penanganan dapat lebih efektif, tindakan ini harus segera dilakukan sebelum terjadi kebakaran yang lebh masif," pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, eks TPA Gunung Tugel terbakar pada Rabu (16/8) silam. Untuk memadamkan api, Petugas Pemadam Kebakaran menurunkan 6 unit armada dari tigas Pos Damkar. Api baru berhasil dijinakkan keesokan harinya, Kamis (17/8) petang. (mif/ttg)