DLH Akui Akan Bangun Pagar
PURWOKERTO-Masyarakat di Purwokerto masih harus menghela napas panjang karena penyalahgunaan ruang terbuka hijau, seperti taman kota dan hutan kota, yang dijadikan sarana berbuat mesum. sejak tahun lalu, catatan Radar Banyumas, kasus ini terus terulang. Bahkan, janji dinas untuk memasang CCTV agar setiap pelanggaran langsung bisa ditindaklanjuti pun hanya angan belaka.
Pasalnya, hingga sekarang janji pemasangan CCTV tak terealiasi. Di sisi lain, kasus-kasus ditemukannya muda-mudi yang mesum di taman kota terus terjadi. Hal itu juga membuat kalangan DPRD Banyumas geram. Sebagai lembaga pengawas pemerintahan, jajaran DPRD Banyumas menegur dan mendorong Pemkab Banyumas untuk segera menindaklajuti hal tersebut.
BAKAL DIPAGAR : Untuk mencegah terjadinya mesum, Taman Satria Purwokerto akan dipagar keliling dari proyek di Dinas Lingkungan Hidup. (DIMAS BUDI LANTORO MUKTI PRABOWO/RADAR BANYUMAS)
Perbuatan mesum di taman kota selain mengurangi nilai estetika dari konsep awal taman kota, hal-hal negatif juga cenderung berdampak negatif pada citra moral, khususnya di kalangan pelajar.
"Ini tidak lepas dari peran Satpol PP untuk segera menindaklanjutinya. Kalau perlu dilakukan upaya jemput bola dengan melakukan patroli di setiap taman kota yang ada di Purwokerto," geram Ketua Komisi A DPRD Banyumas, Sardi Susanto kemarin.
Kepada Radar Banyumas, Sardi mengaku sangat prihatin karena pelaku mesum tersebut kebanyakan dari kalangan pelajar. Sehingga memang perlu ada koordinasi lintas OPD untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Apalagi kejadiannya siang hari. Ini jelas harus jadi perhatian pemerintah daerah. Termasuk untuk meningkatkan pengawasan oleh masing-masing pengelola taman kota," tegas Anggota Fraksi PDIP tersebut.
Hal senada disampaikan Anggota DPRD Banyumas, Saefudin. Secara umum, pembangunan Taman Satria, dan beberapa taman kota lainnya oleh pemerintah, bertujuan sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat, disamping sebagai fungsi penghijauan di tengah kota. Sehingga jika memang ada penyalahgunaan tempat publik tersebut oleh orang-orang tertentu untuk berbuat yang tidak baik (mesum), jelas hal itu merupakan pelanggaran dan harus segera ditertibkan.
Meskipun sudah pernah dilakukan penertiban, pada kenyataannya hal tersebut masih terjadi. Sehingga penertiban yang dilakukan terkesan sia-sia, karena tidak menimbulkan efek jera bagi seluruh masyarakat.
"Jadi penertiban (patroli) harus rutin dilakukan, jangan menunggu adanya aduan dari warga. Dan masalah penjagaan di area taman juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya. Sehingga memang perlu dilakukan pengetatan penjagaan. Kalau ada yang belum dijaga, itu tugas pemkab untuk menempatkan penjaga atau pengawas untuk menghindari hal-hal negatif tersebut," jelas dia.
Menurutnya, sebagai kabupaten yang meraih gelar Piala Adipura, Banyumas seharusnya bisa bebas dari hal-hal semacam itu. Sehingga bukan hanya bebas dari sampah saja, tetapi juga harus bebas dari perbuatan mesum di taman kota yang merupakan fasilitas publik.
"Kalau memang ada rencana untuk dipagar keliling agar tidak terlihat dari luar, itu justru sangat berisiko meningkatkan penyalahgunaan. Sekarang yang terbuka saja mereka pada nekat, apalagi kalau tertutup. Kalau memang demikian, berarti harus ada konsekuensi dari pemerintah untuk meningkatkan penjagaan.
Kalau dipagar tanpa didukung penjagaan ketat, lebih baik jangan," tegas politisi Gerindra tersebut.
Di tempat lain, Taman Satria, Berkoh dalam waktu dekat akan dibangun pagar keliling. Rencana tersebut, menyusul banyaknya keluhan masyarakat karena lokasi itu kerap dijadikan sebagai tempat mesum oleh pasangan muda-mudi.
"Tujuannya untuk mengurangi pemanfaatan yang tidak pada tempatnya, seperti perbuatan mesum," kata Kasi Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas, Taufik Noerarifin, kemarin.
Dia mengatakan, pagar keliling diperkirakan mulai dibangun minggu ketiga Bulan Agustus mendatang. Saat ini, masih dalam proses lelang. Adapun tinggi bangunan pagar tersebut sekitar 3 meter dan panjang mencapai 125 meter.
"Rencana pagarnya akan dikombinasi, antara bangunan tembok sekitar 40 cm dan sisanya menggunakan tralis. Jadi view ke dalam tetap kelihatan dari luar," jelasnya.
Lebih lanjut Taufik mengatakan, pembangunan pagar keliling dilakukan bertahap. Untuk tahap pertama, kata dia, ditarget selesai akhir tahun ini. Adapun anggaran yang disiapkan pada tahap pertama, sebesar Rp 333 juta yang bersumber dari APBD Tahun 2017.
"Tahap pertama difokuskan untuk pagar, meski anggaran tersebut belum secara keseluruhan pagarnya sampai ke ujung sebelah timur. Tapi prioritas sampai ke depan dulu. Jadi kalau ada orang mau mesum harus lompat ke kali dulu," ujarnya.
Setelah di Pagar Keliling, lanjut dia, di taman tersebut juga akan ada penambahan fasilitas, seperti penambahan area jogging track, skateboard, taman bermain anak, dan sebagainya. Tujuannya agar lebih ramai, sehingga orang yang akan berbuat mesum harus berfikir dua kali. Tidak hanya itu, di taman tersebut juga rencananya akan diberlakukan jam malam. "Jadi kalau sudah malam, sekitar jam 10 kita kunci. Tapi sejak pagi sampai sore, kita terbuka untuk umum," tutupnya. (bay/why)