Dorong Gairah Kawasan Bisnis Kebondalem

Senin 12-06-2017,09:37 WIB

Prihatin, KFB Kritik Lewat Foto PURWOKERTO- Polemik kawasan bisnis dan pertokoan Kebondalem yang sampai saat ini belum ada kejelasan, menjadi keprihatinan masyarakat. Salah satu ungkapan keprihatinan, disampaikan Komunitas Fotografer Banyumas (KFB), melalui karya fotografi di area pertokoan Kebondalem, Minggu (11/6) kemarin. ANTUSIAS : Pameran karya fotografer Banyumas tentang suasana kawasan bisnis Kebondalem pasca polemik Pemkab dengan pihak ketiga, mendapat perhatian warga. Di tengah lalu-lalan gkendaraan yang melintas, warga tetap antusias melihat puluhan karya foto yang dipajang. (DIMAS PRABOWO/RADARMAS) Ketua Komunitas Fotografer Banyumas, Subarkah Budi Widodo mengatakan, kegiatan pameran karya foto tersebut merupakan bentuk perwakilan keprihatinan. Juga harapan sebagian masyarakat Banyumas, terhadap kondisi kawasan Kebondalem saat ini. Menurutnya, dengan adanya karya foto yang bertemakan 'Kawasan Bisnis Kebondalem', diharapkan juga dapat membawa masyarakat kepada memori masa lalu Kebondalem yang cukup terkenal menjadi sentral bisnis di Banyumas. "Kita juga sambil berharap-harap cemas, akan seperti apa Kebondalem nantinya. Meskipun menurut media akan tetap menjadi kawasan bisnis, tapi masyarakat kan butuh kejelasan. Soalnya yang sekarang terlihat justru hanya puing-puing reruntuhan bangunan," ujarnya. Subarkah menjelaskan, dalam pameran foto tersebut setidaknya ada 17 fotografer Banyumas yang berpartisipasi. Total karya foto yang dipajang, menurutnya mencapai 63 buah. Dari jumlah karya tersebut, dibagi menjadi tiga jenis atau kategori foto yang ditampilkan yaitu, foto tunggal yang berkisah tentang aktivitas keseharian warga Kebondalem dengan pendekatan street photography dan human interest. Lalu ada foto essay yang bertajuk ‘Usang’, yaitu karya yang menggambarkan fasilitas rusak dan terbengkelai yang ada di kawasan Kebondalem. "Ada juga foto repro dokumentasi Kebondalem sebelum Indonesia merdeka dan masa awal Kebondalem mulai berkembang di tahun 1950-an," jelasnya. Pameran foto tersebut, menurutnya menjadi kegiatan kedua yang dilakukan di kawasan Kebondalem. Hal itu juga berkat kerjasama antara komunitas foto dan Ikatan Remaja Kebondalem Street Crew, terutama untuk mengisi kegiatan di bulan Ramadan ini. Koordinator Ikatan Remaja Kebondalem Street Crew, Windu Widodo menambahkan, dengan adanya kegiatan pameran foto tersebut, diharapkan dapat lebih menggiatkan lagi praktik bisnis yang ada di kawasan Kebondalem. Menurutnya, sejak mencuatnya polemik antara pemerintah dan pihak ketiga, terutama pasca adanya putusan, geliat bisnis di Kebondalem mengalami penurunan yang signifikan. "Harapannya, dengan adanya kegiatan pameran ini, ditambah dengan adanya momen Ramadan dan Lebaran di tahun ini, bisa lebih mendongkrak lagi populariutas kawasan Kebondalem, yang dulu selalu menjadi sentra," tegasnya. Tak hanya pameran foto, berbagai rangkaian kegiatan juga dilakukan seperti ngabuburit dengan pentas musik jalanan dari warga Kebondalem, serta bagi-bagi makanan berbuka puasa gratis kepada masyarakat. (bay/din)

Tags :
Kategori :

Terkait