BANYUMAS - Kisah langka di dunia pendidikan tanah air ini datang dari SMP Alam Al Aqwiya Cilongok. Bagaimana tidak, di saat ratusan sekolah lain kerap berharap dapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sekolah yang satu ini justru sudah enam tahun lamanya menolak mendapat BOS.
SMP Alam Al Aqwiya berdiri sejak tahun 2011. Kepala SMP Alam Al Aqwiya Cilongok Saeful Anam SPd, Kamis (11/8), menuturkan, pihaknya menolak BOS sesuai kebijakan dari Yayasan Ahmad Syamsul Maarif selaku pendiri sekolah.
"Alasannya semua kebutuhan siswa masih bisa dipenuhi oleh yayasan. Itu mulai dari makan, asrama, buku tulis, buku cetak, alat tulis hingga kitab," katanya.
Yang tak kalah serunya lagi, Saeful Anam mengatakan, sekolah juga tidak memungut bayaran dari siswanya. Para siswa digratiskan untuk mengikuti semua kegiatan di sekolah. Meski begitu, prestasi sekolah ini terbilang tak bisa dipandang sebelah mata. Saat pertama kali meluluskan siswa di tahun ajaran 2013/2014, SMP Alam Al Aqwiya nangkring di peringkat ketujuh untuk SMP/MTS Negeri dan Swasta se Kabupaten Banyumas.
Saeful Anam mengatakan, dengan tidak diterimanya dana BOS justru meringankan kerja guru-guru dan staf karyawan. Mereka tidak harus disibukkan dengan kegiatan menyusun SPJ penggunaan dana BOS. "Saat menolak BOS, kita juga sudah mengikuti instruksi dari Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas untuk membuat surat pernyataan berikut alasannya. Dan saya pastikan hak-hak siswa termasuk gaji guru WB tidak ada yang terbengkalai satu pun," sambung dia.
Saeful menjelaskan dengan jumlah siswa mencapai 336 orang, artinya di 2016 BOS yang dialokasikan untuk sekolahnya mencapai jumlah Rp 336 juta. "Kami tak mengambilnya. Tujuan dari pendiri yayasan memang ingin meringankan beban pemerintah sekaligus memantapkan niat untuk beribadah," kata dia.
Dia menambahkan kegiatan belajar mengajar di SMP Alam Al-Aqwiya telah berjalan selama 6 tahun tanpa pernah menggunakan dana BOS. Di masa mendatang, dia mengaku tidak tau apakah masih tetap menolak BOS atau tidak. Hal tersebut menyesuaikan kondisi keuangan sekolah dan menjadi hak prerogatif yayasan. " Harapan saya tahun depan kita tetap tidak menerima BOS dan terus mandiri saja. Terbukti tanpa BOS pun guru-guru di sini tetap mengajar dengan serius. Kita tidak mengutamakan dari banyaknya jumlah siswa tetapi fokus kita mencetak siswa dengan kualitas terbaik," kata dia.
Di bagian lain, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas, Drs Edy Raharjo melalui Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar, Drs Agus Wahidin MM.Pd membenarkan bahwa sampai tahun ini SMP Alam Al Aqwiya Cilongok belum bersedia untuk menerima BOS. "Alasan yang saya terima karena mereka tidak ingin dipusingkan dengan peng-SPJ-an. Pada prinsipnya Dindik tidak masalah mereka menolak BOS selama hak-hak siswa di sekolah tersebut tetap dapat terpenuhi dengan baik," tambah dia.
BOS triwulan ketiga untuk Juli, Agustus dan September senilai Rp 43.954.800.000 sendiri sudah dicairkan pada akhir Juli lalu untuk 813 SD, 150 SMP dan 3 SLB. Dengan jumlah siswa penerima untuk SD sebanyak 140.477 siswa, SMP 63.121 siswa dan SLB 354 siswa. (yda)