Tekanan Inflasi di Purwokerto Perlu Diwaspadai

Sabtu 30-07-2016,08:01 WIB

PURWOKERTO - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas mewaspadai sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan tekanan inflasi pada awal triwulan III di tahun 2016 ini. Pasalnya hingga pertengahan Juli ini, harga sejumlah komoditas masih cukup tinggi. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Ramdan Denny Prakoso mengatakan, kenaikan harga mempengaruhi tekanan inflasi di dalam suatu wilayah. Namun menurutnya, beberapa risiko yang mempengaruhi inflasi pada triwulan III ini, antara lain fenomena cuaca el nina. "Faktor tersebut secara tidak langsung sangat berpengaruh pada inflasi juga, karena menyebabkan terganggunya siklus tanam dan panen komoditas strategis. Hal itu akan berpengaruh pada stok komoditas di pasaran, sehingga berpengaruh pada harga jual," jelasnya. Selain faktor cuaca dan tingginya harga kebutuhan pokok, Denny mengatakan, faktor lain yang menjadi risiko tekanan inflasi yaitu pengalihan pelanggan listrik dengan daya 900 VA ke 1300 VA yang masuk semester II tahun ini. Secara keseluruhan inflasi pada triwulan III ini masih belum dapat diakumulasikan, karena baru masuk bulan pertama triwulan III. Namun dia memprediksi inflasi triwulan III (September mendatang) tahun 2016 khususnya di Purwokerto, diperkirakan mengalami tren penurunan dibandingkan pada triwulan II. "Perkiraan inflasi year on year (yoy) sebesar 2,22 persen dan 3,15 persen. Dengan pencapaian ini, target inflasi sebesar 4±1 persen masih mungkin dicapai sampai akhir tahun nanti,” ujarnya. Sementara untuk prediksi pada bulan Juli, Denny menjelaskan, Kota Purwokerto diperkirakan akan mengalami inflasi. Berdasarkan histrorisnya, rata-rata inflasi Purwokerto Juli sebesar 1,05 persen. Namun periode tersebut merupakan periode puasa dan lebaran. Sementara itu, rata-rata inflasi Purwokerto khususnya pasca lebaran selama tiga tahun terakhir hanya sebesar 0,47 persen. Hingga pertengahan bulan Juli, sejumlah komoditas seperti bawang merah dan cabai masih tinggi. Tidak hanya itu, komoditas lain seperti gula pasir dan telur ayam ras juga masih cukup tinggi. Denny menambahkan, berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga BI Purwokerto pada minggu kedua Juli terjadi inflasi sebesar 0,98 persen. "Proyeksi tersebut masih bersifat sementara mengingat masih akan terjadi pergerakan harga pada minggu ketiga dan keempat yang cenderung turun,” katanya. (bay/sus)

Tags :
Kategori :

Terkait