PURWOKERTO - Masjid Jami Nurul Huda Desa Dawuhan Banyumas memang memiliki pesona tersendiri bagi peziarah. Puncaknya saat ramadan seperti ini, salah satu masjid tertua di Kabupaten Banyumas tersebut selalu dipadati para peziarah.
Peningkatan pengunjung yang melakukan ziarah, dikatakan Bendahara Masjid Jami Nurul Huda, Suleman sangat terasa di awal ramadan. Dan kunjungan akan terus berlangsung hingga satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. "Peziarah tidak hanya berasal dari daerah Banyumas dan Purwokerto. Dari Jakarta, Semarang, Jogjakarta bahkan dari Surabaya pun ada," katanya.
Suleman menjelaskan masjid itu dibangun oleh Mbah Hasanudin atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Lambak dibantu Mbah Nur Sulaiman. Konon kabarnya, keberadaan keduanya di Banyumas dalam rangka menyebarkan Agama Islam. "Sampai sekarang sebagai salah satu masjid tertua kondisinya masih terawat dengan baik. Pembangunannya pun tidak sembarangan dan menggunakan bahan-bahan kualitas pertama untuk bagian kusen dan atap," terang dia.
Dirinya menambahkan renovasi terakhir dilakukan pada 1986 dengan mengganti atap masjid dari seng menjadi genteng. Renovasi dilakukan dengan mempertahankan ciri khas masjid. Pintu dan jendela yang tinggi, tembok tebal, empat pilar di ruang utama, atap limasan lalu undakan yang cukup tinggi serta gerbang masuk yang terpisah antara pria dan wanita menjadi bukti perpaduan gaya arsitektur Jawa dan Belanda. "Selain itu tidak ada yang diperkenankan untuk diubah," tambahnya. Untuk semakin menyemarakkan suasana ramadan, rencananya akan ada tarawih keliling. (yda/nun)