Kemasan Rusak, Tak Ada Tanggal Kedaluwarsa
PURWOKERTO - Pemkab kembali menemukan produk makanan yang dinilai tidak layak konsumsi. Dalam sidak yang dilakukan Dinperindagkop dan DKK Banyumas, Senin (13/6) kemarin, tim menemukan sejumlah kemasan makanan yang rusak. Seperti kemasan kaleng yang penyok atau bungkus kemasan yang terbuka.
Kasi Perlindungan Konsumen Dinperindagkop Kabupaten Banyumas Sri Sugiarti Susilo mengatakan, sidak difokuskan pada produk-produk makanan yang berada di toko modern. Terkait temuan tersebut, sementara Dinperindagkop masih melakukan pembinaan kepada pemilik toko.
"Kita mengimbau pemilik toko untuk mengganti produk dengan yang baru, karena itu berkaitan dengan perlindungan konsumen," jelasnya.
Dia menambahkan, selain itu tim juga menemukan beberapa produk makanan yang tidak memiliki tanggal kedaluwarsa. Hal itu dinilai sangat berbahaya, mengingat konsumen tidak mengetahui apakah produk tersebut layak konsumsi atau tidak.
"Kita juga masih menemukan daging sapi yang sudah rusak sebanyak 3 ons. Kita juga sudah melakukan pembinaan bersama Dinkes," jelasnya.
Dikatakan, pihaknya tidak dapat melakukan penyitaan terhadap produk makanan karena tim tidak memiliki kewenangan. Menurutnya, tindak penyitaan akan dikoordinasikan dengan pihak terkait seperti Satpol PP dan PPNS Perlindungan Konsumen. Sri menjelaskan, sidak makanan akan terus dilakukan hingga tanggal 29 Juni. Untuk mekanisme sidak akan diselang-seling antara pasar tradisional dan pasar modern. "Kita berharap produk yang dikonsumsi masyarakat merupakan produk yang aman, sehingga masyarakat juga bisa terhindar dari dampak-dampak negatif makanan yang tidak layak konsumsi," katanya.
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Okto Sudaryo menambahkan, sidak yang dilakukan tidak hanya difokuskan pada makanan jadi saja. Produk makanan setengah jadi atau bahan makanan di pasaran juga tidak luput dari pengawasan.
"Ini sebagai upaya antisipasi makanan yang tidak layak konsumsi, terutama saat ramadan dan menjelang lebaran. Selain menghindari kecurangan dari pedagang akibat banyaknya permintaan dari masyarakat," ujarnya. (bay/sus)