PURWOKERTO - Kabupaten Banyumas kekurangan 10 ribu guru. Saat ini baru memiliki 15 ribu guru, padahal idealnya dibutuhkan 25 ribu guru. Kepala BKD Banyumas Ahmad Supartono mengatakan, meskipun sudah dilakukan penambahan sebanyak 619 guru Wiyata Bhakti (WB) yang diangkat menjadi PNS, namun tidak terlalu berdampak. Sebab tahun ini ada 352 guru yang pensiun.
"Jadi masih membutuhkan banyak tambahan guru," terangnya.Untuk mengatasi kekurangan guru, kata dia, Pemkab Banyumas tidak bisa berbuat banyak. Hal yang bisa dilakukan hanya dengan menambah guru WB. Namun kesejahteraan guru WB masih memprihatinkan karena hanya mendapatkan tunjangan yang relatif kecil.
"Mereka hanya mendapatkan Rp 400 ribu per bulan. Namun itu karena kemampuan keuangan pemkab baru bisa memberikan sebatas itu," tambahnya.
Padahal peran guru WB sangatlah penting. Bahkan sebagian besar sudah mengabdi puluhan tahun, namun untuk penghasilan masih jauh dari kata layak. "Kemampuan pemkab belum mempunyai cukup anggaran untuk membiayai mereka," ujarnya.
Supartono menambahkan, penambahan kuota guru sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Sebanyak 619 honorer K2 yang di SK kan, sisanya dari formasi umum dan formasi khusus. "Sisanya masih ada 606 honorer K2 masih belum di SK kan," terangnya.
Mengatasi kekurangan guru, lanjut Partono, pemkab kembali menambah guru WB. Terkait tunjangan untuk guru, pemkab menyerahkan kepada sekolah masing-masing. Sekolah bisa memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Selain itu, pemkab juga sudah melakukan regrouping. Usaha tersebut sudah maksimal, namun Banyumas tetap membutuhkan tambahan guru. "Idealnya satu guru mengajar 32 siswa, kalau sudah memenuhi kuota maksimal tidak boleh diregrouping lagi," katanya. (ida/sus)