Dalam Empat Bulan, Penderita HIV/AIDS Capai 63 Orang di Purwokerto

Kamis 09-06-2016,08:31 WIB

PURWOKERTO - Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas, setiap bulan bertambah. Dari kurun waktu Januari sampai April, penderita HIV/AIDS mencapai 63 jiwa. Untuk mengoptimalkan pemeriksaan, Banyumas menambah 13 lokasi Voluntary Counselling and Testing (VCT). Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banyumas R Dian Andiyono mengatakan, sebelumnya baru ada delapan lokasi VCT. Namun karena angka penderita HIV/AID terus bertambah, maka lokasi VCT ditambah 13 unit di puskesmas. Ia mengatakan, saat ini jumlah penderita HIV/AIDS sudah mencapai 63 jiwa. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari temuan bulan Januari sebanyak 23 penderita, Februari sebanyak 11 penderita, bulan Maret ada 13 penderita, dan April sebanyak 16 penderita. Dari data tersebut, ada 44 penderita AIDS dan yang meninggal dunia 4 jiwa. "Penambahan lokasi VCT untuk pengoptimalan pemeriksaan penderita HIV/AIDS. Jadi dengan adanya layanan tersebut, penderita dapat terdeteksi lebih cepat karena menggunakkan rapid test. Jadi total layanan VCT di Banyumas ada 21 lokasi, " katanya, kemarin. Dibandingkan tahun 2015, jumlah penderita HIV/AID cenderung menurun. Pada kurun waktu empat bulan lalu, jumlah penderita mencapai 76 jiwa. Jumlah tersebut dengan kalkulasi Januari ditemukan 16 penderita, Februari ada 13 orang, pada Maret ditemukan 22 penderita, dan April ditemukan 25 penderita. Ia mengatakan, dengan adanya penambahan lokasi VCT, pencegahan HIV/AIDS dapat lebih masiv. Pasalnya, deteksi penyebarannya terpetakan, sedangkan karantina dan pengobatan dapat dilakukan lebih dini. Konsekuensi dengan semakin banyaknya layanan VCT, kemungkinan besar semakin banyak penderita yang terdeteksi. "Kalau seperti itu, pemetaannya terhadap penderita lebih mudah jika dibandingkan sebelumnya. Selain itu juga mempercepat agenda sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat yang belum terjangkit di daerah sekitar penderita. Artinya tidak lamban, karena sudah tahu," ujarnya. Dikatakan, penyebaran HIV/AIDS selama kurun waktu dua tahun terakhir paling dominan melalui hubungan seks. Penyebaran penyakit akibat hubungan seks persentasenya mencapai 82 persen. Untuk penyebaran paling dominan heterosex. "Untuk penanggulan, kita memeriksa populasi kunci penderita HIV/AIDS, seperti PSK dan waria di tempat sesuai kesepakatan. Kalau PSK Baturaden di tempatnya langsung, sementara untuk waria di Kampung Rahayu, dan LPPSLH Sumampir," katanya. Ditambahkan, pihaknya juga membekali perwakilan di setiap puskesmas berupa on the job training. Dia berharap, masyarakat tidak perlu khawatir jika ada keluarga atau kerabat yang mengidap HIV/AIDS. (hen/sus)

Tags :
Kategori :

Terkait