Mugo Sumedi dengan Lukisan Nyi Roro Kidul yang di pajang di Kiosnya di Pasar Glempang, Purwokerto. Foto Dimas Prabowo/Radar Banyumas
Di era 4.0 ini hampir semua masyarakat lekat dengan teknologi dan dimudahkan dengan teknologi. Namun tidak dengan seni, seni lukis masih memiliki pasar tersendiri di masyarakat era serba digital ini.
Mugo Sumedi (61) mengaku saat ini sering kewalahan menerima order melukis wajah untuk sovenir.
"Sampai kewalahan, mas. Banyak yang aku bawa pulang, dilembur di rumah," ucap kakek dengan lima cucu ini.
"Kebanyakan order dari orang itu, foto keluarga, atasan, teman, untuk sovenir, kalau untuk sovenir kebanyakan lebih ke karikatur," lanjut Mugo Sumedi yang kini tinggal di Sokaraja Wetan.
Menurut Mugo Sumedi, untuk lukisan foto keluarga, kebanyakan dilukis pada media kanvas besar. Sebagai pajangan di ruang tamu/ruang keluarga pemesan.
Agus, warga Sawangan yang tengah memesan lukisan dari foto kelurganya mengaku sengaja ingin mengabadikan wajah keluarganya menjadi lukisan.
https://radarbanyumas.co.id/joni-teguh-supriono-meluapkan-keresahan-lewat-lukisan-mampu-menggambar-sketsa-wajah-dalam-tujuh-menit/
Meski kecanggihan teknologi cetak mencetak sekarang sudah bisa mencetak gambar pada media kanvas, menurutnya lukisan tangan tetap memliki nilai seni tersendiri.
"Goresan tangan setiap pelukis itu beda-beda, itu yang membuat lukisan memiliki karakter dan nilai seni," terang Agus jejaka yang akan segera merantau ke Jakarta ini.
Diapun berniat nantinya lukisan keluarganya akan dipajang di ruang tamu rumahnya, "agar terlihat lebih berseni, ketimbang hanya memajang foto saja," pungkasnya.
Di Kiosnya yang berada di Pasar Glempang, Purwokerto Utara. Mugo Sumedi berharap nantinya di Banyumas atau di Purwokerto, memliki Pasar Seni yang berada di pinggir jalan umum yang ramai. Seperti jalan Braga, Bandung dan kawasan Kota Tua, Jakarta, agar banyak masyarakat yang melihat dan bisa mengenal seni lukis.
"Sementara ini kita sudah difasilitasi oleh Pemkab di Taman Mas Kemambang, untuk pajang karya dan jualan. tapi saya dan kawan-kawan pelukis lain masih ingin punya tempat di pinggir jalan seperti di Bandung atau Jakarta," pungkas Mugo. (dimasprabowo/radarbanyumas/ttg)