Penyu di Cilacap. Foto Ilustrasi Dimas Prabowo/Radar Banyumas
Sudah sejak awal Bulan April lalu, Jumawan, Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap berpatroli hampir setiap pagi buta sebelum matahari terbit. Ia mengira akan banyak hewan penyu yang mulai mendarat ke pantai untuk bertelur.
Kondisi laut Cilacap pada tahun ini, April khususnya, sangat berbeda. Ia tak juga menjumpai para penyu tersebut. Padahal di daerah lain, sudah banyak laporan mengenai proses pendaratan penyu untuk bertelur.
"Biasanya penyu itu bertelur di Pantai Sodong, di Bulan April, mereka sudah mulai ada pendaratan. Tetapi karena ada kejadian seperti adanya pencemaran Sungai Serayu (April lalu) yang memang banyak sekali ikan-ikan mati menandakan sungainya tercemar sampai terbawa ke pantai di Cilacap," katanya, Senin (30/5/2022).
Sungai Serayu merupakan sungai terpanjang kedua di Jawa Tengah setelah Bengawan Solo, memiliki panjang 181 km dan bermuara di wilayah Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
Pantai Sodong sendiri berlokasi tidak jauh dari muara Serayu. Di Pantai inilah Penyu dari laut selatan Cilacap menepi dan bertelur setiap bulan April.
Flushing yang dilakukan di hulu sungai Serayu turut berpengaruh pada kehidupan penyu yang berada di lautan. Menurut Jumawan, penyu hanya akan bertelur di tempat yang masih bersih dan belum tercemar.
https://radarbanyumas.co.id/sungai-serayu-digelontor-lumpur-lagi-dari-bendungan-mrica-indonesia-power/
"Ini berpengaruh terhadap pelestarian pendaratan penyu. Ada keterlambatan penyu untuk bertelur. Karena penyu hanya akan bertelur di pantai-pantai yang kondisinya masih hijau dan bersih. Mundurnya itu satu bulan," jelasnya.
Penyu di Cilacap. Foto Ilustrasi Dimas Prabowo/Radar Banyumas
Mundurnya siklus pendaratan penyu untuk bertelur diduga Jumawan akibat tercemarnya Sungai Serayu pada Bulan April lalu. Tidak hanya mundur siklus bertelur. Penyu-penyu juga memilih pindah lokasi untuk bertelur ke arah timur daei pantai Sodong, mencari lokasi yang lebih bersih.
"Memang untuk pendaratan di bulan ini pun bergeser ke timur-tengah karena lokasi jaraknya agak jauh dari lokasi Sungai Serayu dan pantainya memang masih bersih. Gesernya kurang lebih 6-7 km (arah timur)," terangnya.
Pergeseran tersebut akan mengganggu konservasi, karena jauh dari pantauan pelestari Penyu Nagaraja, Cilacap. Telur-telur penyu bisa terinjak kemdaraan warga, terkena abrasi hingga dimangsa predator.
"Kita evakuasi karena rawan sekali terkena abrasi pantai dan yang kedua rawan sekali terinjak kendaraan sehingga kita relokasi dan pindahkan ke tempat yang lebih aman," tuturnya.
Pada Bulan Mei ini, Jumawan dan Timnya sudah mengevakuasi di tiga titik pendaratan penyu dengan jumlah telur yang berbeda-beda. Lokasinya ada di Pantai Sidayu dan Sidaurip, Kecamatan Binangun serta Pantai Wagir Indah yang memang jauh dari muara Sungai Serayu.
"Dari sarang pertama kita temukan pada H+3 lebaran sebanyak 95 butir telur. Lalu pada tanggal 18 Mei kemarin kita menemukan kembali sebanyak 103 butir telur, dan yang terakhir hari Sabtu kemarin kita menemukan kurang lebih 97 butir telur," jelasnya.
Penyu di Cilacap. Foto Ilustrasi Dimas Prabowo/Radar Banyumas
Telur tersebut dievakuasi oleh kelompok konservasi Penyu Nagaraja dari tempat semula dikarenakan membahayakan prosentase tingkat hidup penyu. Mereka khawatir adanya potensi gagal menetas jika tetap berada di tempat semula penyu tersebut bertelur.
Terkait penemuan bangkai Penyu dengan mulut penuh sampah plastik di pantai Wagir Indah (timur pantai Sodong), senin 30 Mei 2022 lalu. Jumawan mengungkapkan bibir Pantai Wagir Indah juga banyak ditemukan sampah plastik. Jumawan berharap, masyarakat juga terlibat langsung dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Minimal tidak membuang sampah plastik ke aliran sungai yang berpotensi menimbulkan pencemaran air laut. Karena Pantai Sodong dan Wagir Indah sendiri terletak dekat dengan dua muara sungai, Sungai Serayu dan Sungai Bengawan Adiraja.
"Sebenarnya kita sendiri sudah menggalangkan gerakan bersama mahasiswa, tim konservasi, dan pecinta alam bersih-bersih pantai dari sampah plastik. Tapi kan setiap tahun karena lokasi pantai kita dekat dengan sungai. Arus banjir itu terbawa sampai ke laut, sehingga banyak sampah-sampah yang terbawa dari sungai itu tadi," tutupnya. (*/dms/ttg)