MERPATI JAGOAN: Yunius Martin menunjukkan Rampok (kanan) dan betinanya di kediamannya di Kabupaten Tegal, Jumat (19/11) (Yeri Noveli/Radar Tegal)
Rampok tetap makan jagung dengan tambahan beras merah, kacang hijau, dan kenari set (canary seed). Ia hanya berlatih kalau hendak berlomba dan sehari-hari ada 11 orang yang menjaganya.
YERI NOVELI, Kab Tegal
Bulu-bulunya tak lantas diselipi emas di sana-sini. Kedua kakinya juga tidak kemudian dipasangi gelang berlian.
Rampok, demikian namanya, ya sama seperti saudara-saudaranya sesama merpati: tetap makan jagung. Tetap tak bisa ngoceh juga.
Kemampuannya dalam lomba merpati kolong-lah yang membuat harganya sulit dinalar para "sobat misqueen": Rp 2 miliar! Ya, Rp 2 miliar: bisa jadi cukup untuk membiayai tim Liga 3 sampai promosi ke Liga 2.
Menurut Yunius Martin, perawat serta joki Rampok di tiap lomba, "pepunden"-nya itu punya empat keistimewaan: terbangnya stabil; memiliki kecepatan tinggi, termasuk saat turun di kolong lomba; serta tekniknya sangat bagus.
"’Rampok juga mampu mengecoh lawan saat terbang tinggi," kata Yunius kepada Radar Tegal yang menemuinya di Perumahan Saphire, Desa Pacul, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat pekan lalu (19/11).
Yunius mengaku membeli Rampok secara patungan dengan dua kawan yang tinggal di Bekasi yang tak dia sebut namanya. Pemilik sebelumnya juga warga Bekasi yang biasa dia sebut dengan nama Haji Roni.
"’Saya paling hanya urun sedikit. Sekitar 80 persen ditanggung dua kawan saya itu," kata Yunius yang mengaku sehari-hari bekerja penuh sebagai perawat merpati tersebut.
Harga miliaran untuk seekor merpati sejatinya tak cuma berlaku pada Rampok. Pemegang rekor termahal sebelumnya adalah Jayabaya milik warga Kota Bandung, Jawa Barat, yang berharga Rp 1 miliar dan kini telah berpindah tangan. Serta, Jaguar senilai Rp 1,5 miliar, kepunyaan warga Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, yang juga sudah dibeli warga Jakarta.
Seperti juga Rampok, para merpati miliarder itu dinilai berdasar kemampuannya di lomba merpati kolong. Persatuan Merpati Tinggian Indonesia rata-rata menggelar puluhan lomba dalam setahun di berbagai kota di Indonesia.
Dari lomba-lomba seperti itu pula, Yunius dan kedua kawannya memantau kemampuan Rampok. Jayabaya juga dibeli Rp 1 miliar pada Juni 2019 setelah si pembeli memantaunya sekitar setahun.
Nah, di lomba-lomba itu, Rampok terus menunjukkan skill yang berbeda dengan merpati lain. Bahkan, lanjut Yunius, jika dibandingkan dengan Jaguar sekalipun.
"’Ketika mengikuti sebuah lomba merpati kolong di Pekalongan, Rampok berhasil mengungguli Jaguar. Itulah yang membuat harga Rampok lebih mahal ketimbang Jaguar," ujarnya.
Tak cuma di Pekalongan. Rampok juga kenyang gelar dari berbagai ajang, misalnya yang diadakan di Semarang dan Jakarta.
Semula, tutur Yunius, Rampok sudah dirinya tawar Rp 1,7 miliar. Namun, sang pemilik tidak mau melepas. Dia kukuh dengan harga Rp 2 miliar. "Akhirnya ya kami beli dengan harga segitu," kata Yunius.
Setelah terbeli, Yunius mengaku dipercaya kedua kawannya tersebut untuk merawat dan menjadi joki Rampok di setiap perlombaan.
Untuk perawatannya, Yunius menggunakan suplemen. Makanan utamanya tetap jagung. Tapi, ada tambahan beras merah, kenari set (canary seed), dan kacang hijau. "’Kadang juga ditambah pur (vitamin tambahan untuk merpati lomba, Red)," katanya.
Latihan, lanjut Yunius, tidak setiap hari. Hanya ketika hendak mengikuti lomba.
Jika berlatih di lokasi baru, latihan dimulai dengan jarak 200 meter sampai 300 meter. Sedangkan jika lokasinya sudah pernah didatangi Rampok, jaraknya 500 meter.
https://radarbanyumas.co.id/bukan-kaleng-kaleng-merpati-milik-warga-pekalongan-laku-rp-15-miliar-ini-kisah-lengkapnya/
Di lomba-lomba itu, hadiahnya bisa puluhan sampai ratusan juta rupiah. Pemilik lama Jaguar, misalnya, mengaku bahwa merpatinya itu telah menghasilkan uang, motor, dan mobil.
Jadi, di balik investasi miliaran rupiah untuk seekor merpati jagoan, selain karena hobi, tetap ada hitung-hitungan bisnis. Apalagi jika nanti para jagoan itu menghasilkan anakan hebat.
Otomatis pula keamanannya harus dijaga betul. Rampok diletakkan di dalam rumah yang diubah jadi kandang untuk sekitar 1.100 ekor merpati. Ada 11 karyawan yang menjaganya.
Saat Radar Tegal (Radar Banyumas Grup) menemui Yunius, Rampok tengah beristirahat. Tapi, Yunius berkenan mengeluarkannya dari kandang bersama si betina. Pria 41 tahun itu pun tak ubahnya memegang uang Rp 2 miliar di tangannya.
Rencananya Rampok bakal diternak. "Saya sudah menyiapkan betinanya. Jadi, betina yang lama (bawaan dari penjual) tidak dipakai," ujarnya.
Yunius tentu berharap anakannya nanti bisa seperti Rampok. Makannya tetap jagung, tapi harganya bisa setara mobil BMW yang dihadiahkan YouTuber tajir Atta Halilintar kepada sang istri, Aurel Hermansyah. (jpc)