LONDON – Sudah sekitar 29 tahun Maurizio Sarri malang melintang di dunia kepelatihan. Diawali USD Stia 1925 pada musim 1990-1991 yang berlaga di kompetisi level kedelapan Italia sampai klubnya saat ini Chelsea yang ada di level tertinggi kompetisi Inggris. Namun dalam karirnya yang berusia hampir tiga dekade itu tak ada gelar juara diraih Sarri.
Mimpi memutus rekor buruk itu didapatkan pelatih 60 tahun itu musim ini. Chelsea berhasil melaju ke final Piala Liga 2018-2019 usai menang adu penalti atas Tottenham Hotspur kemarin (25/1) di Stamford Bridge. Pada leg kedua semifinal kemarin, laga harus diteruskan adu penalti setelah agregat imbang 2-2 terjadi. Chelsea menang 4-2 di babak tos-tosan itu.
“Kami bermain lebih baik dibanding tiga atau empat laga terakhir dan kini kami ada di partai final. Namun final ini kita tahu akan menjadi sangat sulit bagi kami,” kata Sarri kepada Daily Mail kemarin.
Ya, di partai final yang dilangsungkan di Stadion Wembley pada 24 Februari mendatang, Chelsea yang bertindak sebagai tuan rumah bakal bersua juara bertahan Manchester City. The Citizens memastikan tiket final usai menang dengan agregat 10-0 atas tim League Two Burton Albion.
Rekor pertemuan Sarri versus pelatih City Pep Guardiola menempatkan eks pelatih Empoli dan Napoli itu sebagai sosok inferior. Empat kali bersua, Guardiola sanggup menang tiga kali. Sedangkan Sarri cuma sekali mempecundangi Guardiola.
Dua pertemuan awal Sarri lawan Guardiola terjadi di Liga Champions musim 2017-2018. Pada matchday ketiga dan keempat grup F, Guardiola dan City menang 2-1 di kandang. Lalu berpesta 4-2 saat bertandang ke Stadio San Paolo, markas klub Sarri saat itu yakni Napoli.
Dua pertemuan selanjutnya terjadi ketika Sarri hijrah ke kompetisi Inggris musim ini. Pada ajang FA Community Shield (5/8), City menang 2-0. Namun kemudian, Chelsea membalasnya pada matchweek 16 di Stamford Bridge lewar gol N'Golo Kante dan David Luiz.
Menuju mimpi piala perdana Sarri bulan depan maka mantan bankir tersebut berharap Cesar Azpilicueta dkk bisa konsisten. Setelah berkomentar pedas soal skuadnya yang motivasinya mentok usai kalah oleh Arsenal (20/1), para pemain Chelsea merespon dengan sangat bagus.
“Ketika berkomentar masalah (motivasi) itu tak ada niat saya untuk menyerang pemain saya. Saya berkata kalau mereka punya masalah dan saya rasa motivasi seperti ini harus kontinyu sampai akhir musim,” tutur Sarri.
Karakter Sarri yang mudah naik darah kemarin harus berujung kartu kuning dari wasit Martin Atkinson. Sesuai regulasi kompetisi Inggris, jika seorang pelatih kena empat kali kartu kuning maka pelatih itu kena sanksi larangan mendampingi tim sekali. Hal itu berlaku kelipatan. Delapan kartu kuning, dua laga absen. Jika mencapai 16 kartu kuning, pelatih tersebut akan dipanggil oleh Komisi Disiplin Federasi Sepak Bola Inggris (FA).
Nah, bintang Chelsea Eden Hazard yang dikritik Sarri tak punya jiwa kepemimpinan dan sosok individualistis malah menunjukkan performa yang sebaliknya. Hazard mencetak gol pada menit ke-38 dan sebelum Hazard ada N'Golo Kante melakukannya lebih dahulu (27'). Satu-satunya gol Spurs dihasilkan Fernando Llorente (50').
“Saya tak peduli, saya hanya bermain sepak bola seperti yang saya kehendaki. Tak masalah apapun yang dikatakan pelatih karena saya hanya ingin fokus dan melakukan yang terbaik buat tim,” ucap Hazard kepada Express.
Di sisi lain, pelatih Spurs Mauricio Pochettino sama sekali tak terganggu dengan chant Spursy kepada timnya. Spursy adalah olok-olok buat Spurs sebagai tim yang punya status 'nyaris juara' namun tak pernah juara.
“Dalam adu penalti tak selalu berjalan mulus. Pada pertandingan ini meleset tapi bisa saja di laga berikutnya masuk,” ucap Pochettino kepada Mirror. (dra)