Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto saat menerima audiensi dari KPA bersama Ketua Tim Penggerak PKK Iin Windarti Sugianto di Ruang Transit Rumdin Bupati Kebumen, Kamis (6/1). (ISTIMEWA)
Masih Tertinggi di Jawa Tengah
KEBUMEN - Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, angka kasus HIV AIDS di Kebumen masih cukup tinggi. Bahkan berdasarkan data yang disampaikan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Kebumen, angka penemuan kasus AIDS pada 2021 di Kebumen masih tertinggi di Jawa Tengah.
"Di tahun 2021 angka penemuan kasus HIV itu Kebumen nomor 3 se-Jateng. Dengan 130 kasus. Tertinggi pertama Kota Semarang 180 kasus, kedua Pati 152 kasus. Tapi untuk penemuan kasus AIDS Kebumen tertinggi dengan 47 kasus. Disusul Cilacap 41 kasus," ujar Bupati.
Bupati menyampaikan informasi tersebut usai menerima audiensi dari KPA bersama Ketua Tim Penggerak PKK Iin Windarti Sugianto di Ruang Transit Rumdin Bupati Kebumen, Kamis (6/1). Meski masih tertinggi, angka kasus HIV AIDS di Kebumen kata Bupati, dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
"Dari tahun 2016 itu sebanyak 178 kasus, tahun 2017 ada 267 kasus, 2018 ada 219 kasus, 2019 ada 184 kasus, 2020 ada 277 kasus, dan 2021 turun lagi ada 164 kasus," terang Bupati.
Bupati menyebut kasus HIV AIDS di Kebumen didominasi oleh kalangan milenial dari umur 20 sampai 34 tahun, kemudian banyak juga usia 40 tahun sampai 50 tahun. Tertinggi 30-34 tahun. Penderita terbanyak adalah kaum laki-laki dengan pekerjaan sebagai karyawan.
https://radarbanyumas.co.id/disorot-100-kasus-hivaids-di-cilacap-ditemukan-pada-pelajar-di-semua-tingkatan-kampus-juga-tak-luput-dari-kasus/
Selanjutnya, terbanyak kedua adalah Ibu Rumah Tangga atau IRT, ketiga buruh, keempat wiraswasta, kelima tidak punya pekerjaan, keenam mahasiswa atau pelajar dengan angka kasus 8 orang.
"Tertinggi ada di Kecamatan Kebumen, kedua Gombong, Ketiga Puring, Keempat Klirong, kelima Petananan. Kemudian 50 kasus HIV AIDS di Kebumen itu los kontak dengan KPA," terang Bupati.
Secara keseluruhan, Bupati menyebut orang terkena HIV AIDS dari 2003 sampai 2021 total ada 1.732 orang. 606 orang dinyatakan meninggal, dan yang hidup sampai saat ini sebanyak 1.127 orang.
Yang aktif mengambil obat atau terawat oleh medis sebanyak 458. Kemudian los kontak sebesar 669 orang. (fur)