BERSIHKAN RUPANG: Warga Tionghoa Kebumen membersihkan puluhan rupang (patung dewa) di Klenteng Kong Hwie Kiong Kebumen, Rabu (30/1).SUDARNO AHMAD/RADARMAS
KEBUMEN - Sepekan menjelang perayaan imlek 2570, warga Tionghoa Kebumen membersihkan puluhan rupang (patung dewa dewi) di Klenteng Kong Hwie Kiong Kebumen, Rabu (30/1).
Puluhan rupang dibersihkan dalam ritual khusus yang dimulai pukul 06.00-09.00 WIB itu. Satu per satu rupang serta peranti peribadatan yang ada di klenteng di bersihkan dari debu dan kotoran yang menempel.
Tidak terkecuali patung Thian Shang Senmu atau Dewi Samudera yang menjadi tuan rumah klenteng tersebut, juga dibersihkan. Mereka terlihat sangat hati-hati karena sebagian besar rupang berusia puluhan bahkan ratusan tahun dan mudah pecah.
Sebelum dilakukan ritual pembersihan, digelar sembahyang untuk memohon berkah. Selain membersihkan rupang, juga membersihkan abu yang banyak disimpan di sejumlah guci di klenteng. Pembersihan dilakukan dengan memisahkan abu yang kasar dengan abu yang halus. Setelah dipisahkan, abu yang kasar di buang, sedangkan abu yang halus dimasukkan ke dalam guci lagi.
Pembersihan juga dilakukan di sejumlah bagian klenteng, altar pemujaan dan rupang atau patung biasa. Pembersihan tersebut dilakukan dengan cermat dan menggunakan cairan teh dan melati. Cairan disesuaikan dengan bahannya. Cairan khusus digunakan untuk rupang yang terbuat dari kayu, sedangkan yang terbuat dari porselen digosok dan disikat dengan sabun pembersih.
Korden penutup altar dicuci, tempat meletakkan hio (dupa) juga diisi dengan abu yang baru, selain itu altar tempat sembahyang juga dirapikan. Demikian juga dengan ruangan dan lantai klenteng, semua dibersihkan.
Ketua Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kong Hwie Kiong Kebumen, Sugeng Budiawan, menjelaskan ritual membersihkan klenteng dan memandikan rupang atau patung dewa, dilakukan setahun sekali. Sejak tanggal 24 bulan 12 tahun Imlek, para dewa naik ke nirwana.
"Tujuan bersih-bersih tersebut, agar saat para dewa kembali turun pada tanggal 4 bulan 1 mendatang, para dewa merasa senang tempat tinggalnya bersih," terangnya, disela-sela kegiatan.
Sehari sebelumnya, para warga Tinghoa juga menggelar sembahyang sang ang untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2570. Upacara tersebut untuk menghantarkan kongco makco atau dewa dewi ke langit untuk melaporkan keadaan umat manusia di bumi selama setahun terakhir.
Upacara tersebut dilakukan setiap satu tahun sekali, tepatnya sekitar satu minggu sebelum datangnya Tahun Baru Imlek. Ritual yang dimulai pukul 15.30 hingga pukul 16.30 WIB diikuti puluhan warga keturunan Tionghoa di Kebumen.
Sembahyang tersebut dilakukan di hadapan setiap altar para dewa dan dewi yang ada di Klenteng Kong Hwie Kiong Kebumen. Dengan membakar hio, mereka mengikuti doa diam di depan altar. Selain itu, doa bersama juga digelar di depan klenteng.
Ia menjelaskan sembahyang tersebut sekaligus menjadi sembahyang terakhir untuk menutup tahun. "Dengan adanya ibadah ini, juga membuat suasana Klenteng menjadi kembali suci," imbuhnya.
Hari raya imlek 2570 akan diperingati pada 5 Februari 2019. Pada 2019 ini, merupakan Tahun Babi Kayu yang merupakan tahun sangat berbahagia.(ori)