DIRAWAT: Salah satu korban Celeng yang selamat dan di rawat di PKU Sruweng.Saefur Rohman / Kebumen Ekspres
Satu Lainnya Harus Dirawat di Rumah Sakit
KEBUMEN - Satu korban tewas dan satunya harus menjalani perawatan di RS PKU Muhamamdiyah Sruweng, akibat amukan babi hutan (Celeng), Senin (12/11). Korban tewas yakni Sunardi (65) warga RT 2 RW 5 Desa Peniron Kecamatan Pejagoan. Sedangkan Sudarti (55) korban lainnya warga RT 01 RW 05 desa setempat harus mendapat perawatan medis.
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, peristiwa naas itu berawal saat ada seekor celeng berkelamin jantan yang memasuki area perkebunan warga. Saat itu celeng berpapasan dengan warga yakni Supiah dan Arjapawira. Namun celeng tidak menyerang saat kedua warga tersebut mengusir.
Setelah berpapasan dengan dua warga, saat berada di ladang, celeng kemudian bertemu dengan Sunardi yang jugga sedang berada di ladang (Alas Poh) untuk menanam ubi kayu. Entah bagaimana mulanya celeng kemudian menyerang dengan membabi buta hingga menyebabkan sekujur tubuh Sunardi penuh dengan luka.
Setelah menyerang Sunardi, celeng ternyata tidak kembali ke hutan melainkan meneruskan perjalanan ke area perkebunan warga lainnya. Sekitar jarak 1 kilometer dari tempat kejadian, terdapat Sudarti yang juga sedang berada di ladang untuk menanam ubi kayu. “Tiba-tiba celeng menyerang dengan membabi buta. Akibatnya Sudati pun mengalami luka yang cukup parah hingga harus dilarikan ke rumah sakit,” tutur Adi Suwito (65) yang juga merupakan saksi mata penyerangan celeng ke Sudarti.
Mengetahui hal itu warga melampari babi dengan batu. Babi pun terus berlari, hingga kemudian satu lemparan batu mendarat di bagian kepala babi. Hal itu membuat kesadaran babi terganggu. Saat itulah puluhan warga terus menghujani babi dengan batu.
Setelah memastikan aman, warga mendatangi babi dan menyembelihnya. Babi pun mati seketika. Bangkai babi kemudian diikat dan dipikul menggunakan bambu diangkat dari sungai. Setelah itu bangkai babi dikubur di sebelah jembatan Kali Poh. “Saat warga memburu babi, warga lainnya mencoba menolong Sunardi. Sunardi yang telah mengalami luka cukup parah dibawa ke rumah dan beberapa saat kemudian dia meninggal,” katanya.
Kepala Resort Pemangku Hutan Peniron Hanafi menyampaikan, babi hutan dan binatang lainnya merupakan bagian dari ekosistem sebuah hutan. Adanya penyerangan babi ke penduduk sebelumnya tidak pernah terkaji. Hal ini mengindikasikan jika populasi mereka terganggu. Entah karena pemburuan atau karena cadangan makanan di alam berkurang.
“Sebenarnya binatang tidak akan mengganggu, apalagi berpindah dari habitatnya. Sepanjang habitat meraka aman untuk mereka tempati. Namun ke depan akan kami upayakan bagaimana baiknya,” ucapnya. (mam)