Kesbangpol Kebumen Antisipasi Potensi Konflik Jelang Pemilu

Kamis 01-11-2018,09:58 WIB

KOORDINASI : Kesbangpol Kebumen menggelar rapat koordinasi untuk mengantisipasi potensi konflik.IMAM/EKSPRES Gelar Rapat Kantibmas KEBUMEN-Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kebumen menggelar Rapat Koordinasi Evaluasi Kamtibmas. Kegiatan yang diikuti oleh 120 peserta itu dilaksanakan di Meotel Dafam, Rabu (31/10). Peserta terdiri dari Personil Polsek dan Danramil serta camat dan Komunitas Inteljen Forkominda. Selain itu, pegawai OPD terkait turut serta menjadi peserta dalam rapat tersebut. Rapat mengundang tiga nara sumber yakni Dosen Fisip UGM Yogyakarta Prof Dr Partini SU, Sekban Kesbangpol Kota Semarang Drs R Djati Prijono MSi serta Wakapolres Kebumen Kompol Prayudha Widiatmoko SIK. Rapat dipandu oleh Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM RAI Ageng Sulistyio H SIP sebagai moderator. Kepala Kantor Kesbangpol Kebumen, Nurtaqwa Setyabudi SH mengatakan, menjelang Pemilu legislatif maupun presiden rawan terjadi konflik di masyarakat. Untuk itu perlu dilaksanakan upaya-upaya untuk menekan dan mengurangi gangguan Kamtibmas di Wilayah Kebumen. “Untuk itu semua pihak terkait dapat memantapkan situasi dan kondisi menjelang Pileg dan Pilpres serta Natal dan Tahun Baru,” ujarnya. Rapat Koordinasi mengusung tema “Pererat Persatuan dan Kesatuan dalam Kebhinekaan Menuju Sukses Pileg dan Pilpres yang Aman dan Damai,”. Rapat dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Prof Dr Partini SU dalam materinya menyampaikan, pentingnya antisipasi persoalan konflik sosial. Beberapa diantaranya persoalan ekonomi dan kepentingan golongan. Dari persoalan kecil kalau sudah ditunggangi kepentingan golongan dapat menjadi besar. “Ada persoalan siswa demo gurunya. Masalah tersebut jika ditunggangi kepentingan lain dapat menjadi besar,” paparnya. Selain itu, yakni persoalan ekonomi. Prof Dr Partini menyampaikan pentingnya peran pemerintah dalam menjaga perekonomian masyarakat. Misalnya pengaturan pusat pembelanjaan dan toko moderan. Jika hal itu berdekatan dengan pasar tradisional akan berimbas pada sepinya pasar. Hal ini dapat memicu gesekan antara pedagang kecil dan toko modern. “Jika dibiarkan tidak diatur jarak dengan baik, dapat menjadi konflik. Sebab pedagang tradisional terkena imbas dari adanya toko modern,” ujarnya. (mam)

Tags :
Kategori :

Terkait