Nadiem Tak Tergeser, Jadi Mendikbud Ristek, Bahlil Pimpin Menteri Investasi

Kamis 29-04-2021,06:10 WIB

JAKARTA - Meski sempat menjadi kontroversi, namun Nadiem Makarim tak tergeser. Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik pendiri Gojek itu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek). Kemudian ada nama Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi, dan Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). https://radarbanyumas.co.id/kunjungi-pbnu-bahas-polemik-kamus-sejarah-nadiem-kami-mohon-maaf/ Pelantikan tersebut berdasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 72P tahun 2021 tentang pembentukan dan pengubahan kementerian serta pengangkatan beberapa menteri negara Kabinet Indonesia Maju periode tahun 2019-2024. "Mengangkat sebagai menteri negara kabinet Indonesia maju dalam sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024 masing-masing satu: Saudara Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal. Dua, sauadara Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi. Dietapkan di Jakarta 24 April 2021," bunyi Keppres yang dibacakan, Rabu (28/4). Selain itu, Keputusan Presiden RI nomor 19 tahun 2021 tentang pengangkatan Laksana Tri Handoko sebagai Kepala BRIN menggantikan Bambang Brodjonegoro yang memilih mundur. "Mengangkat saudara Laksono Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional terhitung sejak saat pelantikan dan kepada yang bersangkutan diberikan hak keuangan, administrasi dan fasilitas lain sesuai peraturan perundang-undangan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 April 2021," bunyi kempres tersebut. Adapun, Bahlil Lahadalia sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Nama kedua yang juga akan dilantik adalah Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Sebelumnya, Nadiem memang telah menjabat sebagai Mendikbud. Tetapi dengan adanya nomenklatur baru, cakupan kerja Nadiem Makarim diperluas. Selain itu, Laksana Tri Handoko sebagai Kepala BRIN. Sebelum akan dilantik Laksana Tri Handoko menjabat sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dalam jumpa pers Nadiem mengatakan, riset dan tekonologi adalah sesuatu hal yang tidak asing baginya. Sebab sebelum menjabat sebagai Mendikbud dirinya sudah menekuni bidang riset dan tekonologi. "Riset dan teknologi adalah suatu hal yang sangat dekat di hati. Itu merupakan suatu hal yang telah saya tekuni sebelum menjabat sebagai Mendikbud,” ujar Nadiem. Nadiem mengatakan, dirinya memiliki harapan yang besar bahwa riset dan teknologi di Indonesia akan meningkatkan kualitas pada perguruan tinggi di dalam negeri. "Saya punya harapan besar untuk bisa benar-benar meningkatkan kualitas dan juga inovasi di universitas kita di perguruan tinggi kita dalam bidang riset dan teknologi," katanya. Nadiem menambahkan, peleburan Kemendikbud dan Kemenristek adalah baik untuk universitas. Sebab dengan adanya peleburan tersebut koordinasi akan satu pintu antara riset dan pendidikan. "Sehingga satu pintu dan rektor juga semakin mudah untuk bisa berkoordinasi dengan pemerintah pusat," ungkapnya. Nadiem menuturkan, dirinya ditunjuk sebagai Mendikbud Ristek adalah amanah besar dari Presiden Jokowi. Sehingga dia tidak akan menyia-nyiakan tantangan baru yang diberikan kepala negara ini. "Jadi merupakan suatu tantangan baru yang pasti dan amanah ini pasti akan kami laksanakan dengan sebaik-baiknya dan dengan hati nurani yang tulus," tegasnya. Jangan Anak Tirikan Kepala Bidang Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Fauzi Abdillah menyampaikan bahwa masyarakat bertanya-tanya akan kemana arah riset Indonesia pasca Kemenristek dilebur ke Kemendikbud. "Kita lihat saat Kemenristek/BRIN itu dipecah, banyak pihak yang menyangsingkan (bertanya) mau ke arah mana pengembangan teknologi," kata dia kepada seperti dilansir JPC. Untuk itu, Nadiem dirasa perlu melakukan hal yang sama ketika awal menjabat posisi Mendikbud, yaitu melaksanakan public hearing atau mendengar masukan dari berbagai pihak. Hal ini harus dilakukan segera. "Beliau menyampaikan bahwa dia akan banyak belajar pada para ilmuwan, guru dan dosen seperti apa kebutuhan di lapangan. Dalam kasus ini juga perlu dilakukan lebih cepat, karena di perguruan tinggi kami merasa support untuk research perlu digenjot lagi lebih daripada sekarang," ujarnya. Fauzi menuturkan, masyarakat juga melihat Kemenristekdikbud akan lebih mengedepankan pengembangan riset dan teknologi. Pasalnya, Nadiem sendiri juga bergelut di bidang teknologi, seperti Gojek. Sementara untuk pendidikan, kebijakannya sering menjadi polemik. Untuk itu, ia berharap agar tidak ada yang salah satu bidang yang diprioritaskan. Antara pendidikan dan teknologi, keduanya sangat penting untuk generasi masa depan bangsa Indonesia. "Tentu tidak ada yang ditinggalkan, banyak masyarakat yang melihat akan condong ke ristek, dikbud ditinggali, kita harapkan tidak ada yg di-anaktirikan. Lalu akselerasi bisa lebih cepat kan ada di satu komando," terang dia. (fin/jpc)

Tags :
Kategori :

Terkait