Alas Shalat ABK KRI Nanggala-402 Ditemukan, Diduga Retak, Berada di Kedalaman 850m, KSAL Sebut Kemungkinannya

Minggu 25-04-2021,05:45 WIB

JAKARTA - Keberadaan KRI Nanggala-402 terdeteksi. Tim penyelamat TNI dan Basarnas menemukan sejumlah kepingan komponen yang diduga berasal dari KRI Nanggala-402. "Ditemukan beberapa kepingan dan barang di lokasi terakhir kapal selam tersebut saat menyelam. Ini diyakini bagian atau komponen yang melekat di dalam kapal selam. Komponen ini tidak akan terangkat keluar kapal, apabila tidak ada tekanan dari luar atau terjadi keretakan di peluncur torpedo," ujar KSAL Laksamana Yudo Margono dalam konferensi, Sabtu (24/4). https://radarbanyumas.co.id/panglima-tni-sejumlah-komponen-jadi-bukti-autentik-fase-tenggelam-kri-nanggala-402/ Menurut Yudo, tidak ada kapal lain yang melintas dalam radius 10 mil. Beberapa bukti yang sudah dimiliki antara lain tumpahan minyak, oli serta beberapa barang lainnya. Komponen tersebut hanya dimiliki KRI Nanggala-402. "Barang-barang tersebut bukan milik umum. Di sekitar 10 mil tidak ada kapal lain yang melintas. Dari para ahli, dalam hal ini mantan-mantan ABK KRI Nanggala dan komunitas kapal selam meyakini barang-barang tersebut milik KRI Nanggala. Komponen yang ditemukan itu berupa pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, pelumas periskope. Ada juga alas yang biasa dipakai salat oleh ABK kapal," paparnya. Yudo mengatakan KRI Nanggala-402 diduga kuat mengalami keretakan. Dia memastikan kapal selam buatan Jerman tersebut tidak meledak. Sebab kalau meledak, terdeteksi oleh sonar. https://radarbanyumas.co.id/hilang-saat-penembakan-torpedo-8/ "Dengan barang-barang yang sudah keluar ini, diduga kuat terjadi keretakan. Karena memang terjadi tekanan pada kedalaman yang cukup dalam. Yaitu 700-800 meter. Sehingga barang-barang ini bisa keluar. Yang mana barang ini sebenarnya berada di dalam kapal selam," jelas Yudo . Yudo menjelaskan titik koordinat KRI Nanggala-402 bergeser ke selatan sepanjang 2 mil. Pencarian KRI Nanggala-402, lanjut Yudo, terus dilakukan. Meski batas waktu 72 jam ketersediaan oksigen terlewati. Metode pencarian pun ditingkatkan pada fase sub sunk. Yudo mengakui proses pencarian sangat sulit. "Fase sub sunk itu kita siapkan evakuasi medis terhadap ABK yang kemungkinan masih selamat," ujar dia. Menurutnya, salah satu kesulitan pencarian adalah kedalaman laut. Saat ini, pencarian dilakukan pada kedalaman 850 meter. "Kedalaman laut yang dideteksi adalah pada kedalaman 850 meter. Ini sangat riskan dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi," paparnya. Yudo mengatakan, pihaknya akan menyiapkan evakuasi medis terhadap kru KRI Nanggala-402 yang kemungkinan masih selamat. Dalam pencarian ini, lanjut dia, juga dibantu oleh kapal-kapal luar negeri, di antaranya Kapal MV Swift Rescue dari Singapura, Kapal Mega Bakti dari Malaysia masih dalam perjalanan, HMAS Ballarat dari Australia, kemudian HMAS Sirius Australia. Selain itu, juga ada empat kapal kepolisian, dua kapal Basarnas, satu kapal Bakamla. KRI Rigel juga membantu pencarian dan sudah bekerja sejak semalam. Sampai saat ini, kata dia, sedang melakukan pendeteksian lanjutan untuk meyakinkan kotak-kotak yang bawah air di sekitar atau posisi terakhir kapal selam terlihat. Kini, tim penyelamat dari TNI dan Basarnas memfokuskan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak pada Rabu (21/4) di Perairan Bali, di sekitar Celukan Bawang, bagian utara Bali. "Selain di Celukan Bawang, pencarian juga di beberapa titik lainnya yang memiliki daya magnet yang sangat kuat. KRI Rigel-933 dari Pusat Hidro-Oseanograf TNI AL juga dikerahkan. Ini untuk memastikan bendanya apa," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono dalam keterangannya, Sabtu (24/4). Sebelumnya Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad mengatakan, di sekitar Celukan Bawang ditemukan tumpahan minyak. Selain itu, juga ada daya magnet yang besar. Kapal dan alat pencari saat ini fokus menyusuri areal perairan di kurang lebih 40 kilometer dari utara Celukan Bawang. "Jadi, kalau ditarik garis, jaraknya dari Celukan Bawang itu kurang lebih sekitar 23 nautical mile (mil laut) atau kurang lebih 40 kilometer di utara Celukan Bawang," papar Riad. Celukan Bawang merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Desa itu berada di wilayah pesisir utara Pulau Bali. Hingga saat ini, TNI sudah mengerahkan 21 KRI yang sebagian besar memiliki daya deteksi sonar. Ini untuk memetakan situasi di kedalaman dan dasar laut. TNI juga mendapat bantuan empat kapal dan satu unit alat deteksi bawah laut atau remote operation vehicle (ROV) dari Polri. Basarnas juga mengerahkan dua unit kapal dan satu ROV.(rh/khf/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait