Wisatawan di Dieng, Banjarnegara.
BANJARNEGARA - Pandemi Covid-19 menimbulkan kerugian besar bagi sektor pariwisata. Dari Dieng saja, Pemkab Banjarnegara diperkirakan kehilangan potensi pendapatan hingga Rp 7,5 miliar karena ditutupnya obyek wisata bertaraf internasional itu.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Banjarnegara Dwi Suryanto mengatakan dengan ditutupnya Dieng, terjadi kehilangan potensi pendapatan yang diperkirakan mencapai Rp 7,5 miliar.
"Pendapatan per bulan rata-rata Rp 1,5 miliar, Lebaran 3,5 miliar. Paling tidak kita kehilangan potensi pendapatan Rp 7,5 miliar. Ini belum bicara masyarakat pelaku wisata, para guide nganggur, pedagang tidak jualan dan sebagainya," ujarnya.
Sambil menunggu keputusan pemerintah, dilakukan sejumlah persiapan. Antara lain tempat cuci tangan sudah kita siapkan, alat deteksi suhu, dan simulasi new normal ketika menerima kunjungan ke Dieng.
"Di Jawa Tengah belum ada yang dibuka. Borobudur juga belum dibuka, baru persiapan-persiapan internal," paparnya.
Adanya pandemi Covid-19 juga membuat dibatalkannya helatan Dieng Culture Festival 2020. Meskipun dibatalkan, masyarakat setempat tetap melakukan ritual pemotongan rambut gembel yang telah menjadi tradisi turun temurun.
"Tahun ini karena ada pandemi Covid-19, masyarakat yang kebetulan punya anak berambut gembel menjadi kebiasaan mereka tetap dilakukan potong. Meskipun dilaksanakan di tengah keluarga mereka masing-masing atau di desa. Tapi tetap dilakukan dengan mentaati protokol kesehatan. Tetap jaga jarak, menghindari kerumunan, cuci tangan. Sehingga ritual yang dilaksanakan keluarga tidak menjadi klaster baru yang menambah terpaparnya Covid-19," jelasnya.
(drn/)