BANJARNEGARA - Terputusnya jalan, membuat jalur penghubung Desa Prendengan - Desa Sijeruk Kecamatan Banjarmangu tersendat dan mengakibatkan aktivitas warga terganggu.
Puluhan siswa SMP dan SMA, juga terpaksa berjalan kaki menuju sekolah. Sebab mobil angkutan yang mengantarkan mereka tidak bisa melintas akibat jalan yang ambles.
JALAN KAKI : Siswa dari Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu berjalan kaki menuju sekolah. Sebab jalan menuju sekolah ambles sehingga tak bisa dilalui angkutan umum
Kepala Desa Prendengan, M Fathurohman mengatakan, jalan menuju ke desanya ambles, Senin (27/3). Panjang jalan yang ambles mencapai 30 meter.
"Jaraknya 150 meter dari jalan raya di Sijeruk,"jelasnya. Karena amblesnya jalan ini, kendaraan roda empat harus memutar menuju Pagerpelah yang jaraknya lebih jauh sekitar delapan kilometer.
Meskipun lebih jauh, jalan di Pagerpelah menuju Desa Slatri Kecamatan Karangkobar juga dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Sebab sempit dan rawan longsor.
Fathurohman mengatakan, longsornya jalan membuat aktivitas warga tersendat. Tak hanya mengganggu roda perekonomian, namun juga membuat puluhan siswa harus berjalan kaki menuju sekolah.
"Dari rumah naik kendaraan, tapi karena tidak bisa melalui jalan yang ambles, mereka berjalan sampai pertigaan ojek Sijeruk," kata dia. Setelah sampai di Sijeruk, siswa lalu kembali naik angkutan umum menuju sekolah.
Berdasarkan data desa akhir 2016, jumlah siswa SMP sebanyak 70 anak. Sedangkan jumlah siswa SMA 40 anak. Sementara siswa SD tidak terkena dampak longsor.
Sebab lokasi sekolahnya tak jauh dari perkampungan Desa Prendengan. Sejumlah siswa SMA memang berangkat ke sekolah naik sepeda motor.
Namun saat melalui jalan yang ambles, tak jarang harus didorong oleh temannya atau warga. Dia menambahkan, dalam longsor ini tidak ada rumah yang rusak. Sebab lokasi longsor bukan berada di pemukiman penduduk, melainkan di kebun milik warga. (drn/din)