BANJARNEGARA – Terkendala biaya dan sumber daya manusia, menghambat penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Donor Darah (Dondar) di Banjarnegara.
Diperlukan biaya lebih dari Rp 200 juta untuk pengadaan piranti yang dipergunakan diseluruh ruangan Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Banjarnegara.
Direktur UTD PMI Kabupaten Banjarnegara, Agus Budi Susanto mengatakan, meski tergolong tertinggal dan sedikit terlambat dalam pengaplikasian sistem tersebut, pihaknya optimis dapat mengejar dan sejajar dengan PMI lainnya di seluruh Indonesia.
Untuk mengejar ketertinggalan ini, pihaknya melakukan penguatan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan kualitas manajemen.
"Selama satu minggu kami menggelar pelatihan SIM Dondar bagi seluruh karyawan dan staff UTD, dengan mendatangkan instruktur langsung dari PMI Pusat,” ujarnya.
Dia menjelskan, sistem baru ini terhubung langsung dengan UTD PMI Pusat, sehingga seluruh data atau aplikasi akan terus terpantau selama 24 jam diseluruh bagian seperti logistik, penyimpanan, mobile unit, Screening, pelacakan data dan penyimpanan serta reminder kepada pendonor dalam waktu 60 hari yang bekerja sama dengan provider telepon selular.
Ketua PMI Kabupaten Banjarnegara, Setiawan mengatakan, pengaktifan aplikasi online SIM Dondar tersebut diharapkan mampu meningkatkan citra dan kredibilitas layanan PMI ditengah masyarakat.
“Aktivasi SIM dondar ini wajib hukumnya jika ingin meningkatkan kualitas layanan dan perbaikan seluruh manajement serta penataan administrasi sesuai Standar Prosedur Operational ditengah perkembangan jaman,” ujarnya. (drn/din)