BANJARNEGARA - Pajak yang masuk dari sektor tambang galian C tidak sebanding dengan kerusakan jalan dan lingkungan yang ditimbulkan.
Pada tahun ini Pemkab Banjarnegara menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari galian C sebesar Rp 2 miliar. Namun hingga kini baru terealisasi Rp 65.740.558 atau 3,29 persen.
RUSAK : Seorang pengendara sepeda motor berusaha menghindari genangan di perbatasan Desa Wanadri dengan Kebondalem Kecamatan Bawang. Jalan tersebut cepat rusak karena sering dilewati truk pengangkut galian C.
Kepala Bidang Pendapatan Daerah Lainnya BPPKAD Banjarnegara, Anang Sutanto mengatakan, rendahnya realisasi pajak tambang galian C ini disebabkan proyek pembangunan belum mulai.
Sementara masyarakat umum juga banyak belum mulai membangun. Sehingga kebutuhan material masih rendah.
Anang memprediksi puncak pemasukan akan terjadi setelah triwulan ketiga. "Mulai September atau menjelang akhir tahun. Sebab sekarang proyek belum dimulai. Sedang dalam tahap lelang," kata dia.
Kalaupun terealisasi sesuai target, menurut dia dampak yang ditimbulkan akibat aktivitas pertambangan ini tidak sebanding dengan pemasukannya.
"Sangat tidak seimbang. mending ngga usah ditambang," tandasnya. Dia menjelskan, dana sebesar Rp 2 miliar paling hanya cukup untuk memperbaiki satu ruas saja. Padahal di Banjarnegara ada banyak jalur yang digunakan untuk mengangkut hasil tambang galian C.
Ketua Komisi II DPRD Banjarnegara, Djarkasi menilai PAD yang masuk tidak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkan, baik kerusakan jalan maupun kerusakan lingkungan.
"Aktivitas tambang merusak jalan. Namun kurang seimbang antara pemasukan dengan dampak yang ditimbulkan," paparnya. (drn/din)