BANJARNEGARA – Jumlah rumah rusak yang terdampak angin kencang di Desa Binorong Kecamatam Bawang dan Desa Gumiwang Kecamatan Purwanegara, bertambah menjadi 63 unit. Penambahan diketahui setelah dilakukan assessment ulang oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arif Rahman mengatakan, tambahnya rumah rusak akibat diterjang angin kencang di Desa Binorong sebagian besar masuk kategori kerusakan ringan. Dari 63 unit rumah rusak, 53 di antaranya masuk kategori ringan, 6 unit rumah rusak sedang dan 4 unit rumah rusak berat.
“Kalau yang rusak ringan itu seperti genteng rumah jatuh. Tetapi hanya sebagaian kecil,” jelasnya , Senin (30/1). Namun jumlah kerugian meteri akibat angin kencang tersebut hingga saat ini masih dalam tahap pendataan. Data itu akan menjadi acuan untuk tindak lanjut penanganan paska kejadian.
“Untuk rumah yang rusak berat akan kami lakukan pendataan dulu sebelum melakukan penanganan. Karena rata-rata kerusakan di bagaian atap rumah, kemungkinan bantuan berupa seng,” jelasnya. Sedangkan untuk kegiatan bersih lokasi, masih terus dilakukan oleh tim TRC BPBD bersama TNI, Polri beserta sejumlah relawan.
Dia menghimbau agar masyarakat tetap waspada. Sebab intensitas hujan masih tinggi hingga bulan Februari mendatang. “Dalam bersih lokasi ini tim TRC BPBD, TNI, Polri dan relawan semuanya berjumlah 170 personil. Kami targetkan bersih lokasi hari ini (kemarin) selesai,” tambahnya.
Penjabat (Pj) Bupati Banjarnegara, Prijo Anggoro, meminta agar fasilitas umum yang rusak seperti mushola dan saluran irigasi untuk segera diperbaiki. “BPBD segera lakukan koordinasi dengan pihak desa dan kecamatan, jangan sampai warga menunggu, merena menunggu kesigapan pemerintah dalam menangani kejadian ini,” kata Anggoro
Dia juga mengingatkan warga yang berada di wilayah rawan bencana agar selalu waspada terhadap bencana, terutama di musim penghujan. Karena selain bencana angin ribut, Banjarnegara juga rawan terjadi bencana longsor, terutama di wilayah yang masuk zona merah bencana. (uje/din)