Nama Moeldoko Menguat, Dugaan Pengambil Alihan Secara Paksa Kekuasaan Ketum Demokrat AHY

Selasa 02-02-2021,10:48 WIB

Moeldoko - AHY. Foto istimewa JAKARTA - Sejumlah spekulasi mulai bermunculan. Soal siapa oarang dekat Jokowi yang ingin mengambil alih kekuasaan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai pucuk pimpinan. Nama Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mencuat. Beberapa pihak menduga, Moeldoko yang dimaksud orang yang berada di pemerintahan dan dekat dengan Jokowi. Soal restu juga dikaitkan. Hal ini berkaitan dengan pihak di lingkaran yang dekat dengan presiden. Kepala Staf Presiden Moeldoko lewat konferensi pers mengatakan, persoalan yang tengah dialami Partai Demokrat jangan dikaitkan dengan pihak Istana. Ia menyebut Jokowi sama sekali tak mengetahui isu yang disampaikan AHY. https://radarbanyumas.co.id/8-tersangka-asabri-masuk-bui-penetapan-tergesa-gesa/ Mantan Panglima TNI itu menegaskan bahwa tudingan yang disampaikan AHY sepenuhnya menjadi tanggung jawab dirinya. Dalam kesempatan itu, Moeldoko juga tak menampik bertemu sejumlah orang dari Partai Demokrat. Ia mengaku hanya mendengarkan keluhan terkait berbagai situasi. Dalam keterangan persnya, Moeldoko memberikan sejumlah tanggapan.Yang pertama, jangan dikit-dikit istana. "Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi, jangan dikit-dikit istana dan jangan ganggu pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, nggak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini, bukan selaku KSP," katanya. Ia juga mengaku bertemu dengan sejumlah Kader dalam beberapa kesempatan. Ia mengaku tidak membatasi siapapun yang hendak bertemu dengannya. "Secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong ya kita terima. Konteksnya apa saya juga nggak ngerti. Dari ngobrol-ngobrol itu biasanya saya awali dari pertanian karena saya memang suka pertanian," ujar Moeldoko. Ia melanjutkan, pertemuan sebagian besar berbicara tentang situasi yang dihadapi. "Ya udah dengerin aja. Saya sih sebetulnya prihatin melihat situasi itu karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," lanjutnya. Ia juga menegaskan, menjadi seorang pemimpin harus seorang pemimpin yang kuat, jangan mudah baperan, jangan mudah terombang ambing, dan seterusnya. "Ya kalau anak buahnya nggak oleh pergi ke mana-mana ya diborgol aja kali. Berikutnya kalau ada istilah kudeta ya kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar. Itu saja kira-kira penjelasan dari saya teman-teman sekalian," ujar Moeldoko. Terpisah, Politisi Partai Demokrat Andi Arief lewat akun twitternya secara tegas menyebut, siapa yang ingin mengambil alih kekuasaan AHY. "Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di Demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko," kata Andi. Andi Arief pun mengungkapkan alasan mengirim surat ke Presiden Jokowi. Andi Arief menyebut sosok yang ingin mengambilalih Partai Demokrat dapat restu Presiden Jokowi. "Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi," ujarnya. Sementara itu, Kepala Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam keterangannya mengatakan, jika pihaknya sebenarnya menunggu respon Presiden Jokowi terkait surat yang tela dilayangkan. Banyak yang ingin tahu siapa sosok dekat Presiden yang disebut dalam konferensi pers Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, siang tadi. "Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024," paparnya. Ini bukan soal Demokrat melawan Istana, atau Biru melawan Merah. Ini soal penyalahgunaan kekuasaan dengan mencatut nama Presiden. (khf/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait