Kantor Gubernur Sulbar Hancur. Foto fajar.co.id
MAMUJU - Allahu Akbar... Allahu Akbar... gempa... gempa... Pasien Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju, berteriak bersahut-sahutan ketika bumi berguncang, Kamis, 14 Januari.
Tanpa berpikir panjang, orang-orang yang ada di rumah sakit kocar-kacir berdesakan menuruni anak tangga menuju halaman rumah sakit. Seluruh pasien pun dievakuasi di halaman rumah sakit.
Di tengah keriuhan itu, seorang pasien, Kamaruddin (52) yang tengah terbaring di kamar 209, tertimpa plafon beserta baloknya yang ambruk bersamaan. Anaknya, Asnidar (15) dan istrinya, Nurmiati tak mampu berbuat banyak karena panik.
https://radarbanyumas.co.id/indonesia-dirundung-bencana/
Beruntung, seorang penjaga pasien lainnya memberi pertolongan saat itu juga. Dia menyingkirkan plafon yang menimpa tubuh Kamaruddin.
"Saya baring-baring saja, baru-baru dari toilet. Seandainya tidak ada itu orang yang angkat itu plafon, mana saya bisa keluar. Berat itu. Saya cuma tahan pakai tangan. Tidak bisa bergerak. Berat karena plafon sama lis-lisnya," kata Kamaruddin ketika sudah berada di halaman rumah sakit yang beralamat di Jl Pongtiku, Mamuju, Kamis, 14 Januari.
https://radarbanyumas.co.id/gempa-majene-waspadai-tsunami/
Setelah dibantu oleh keluarga pasien lain, barulah Kamaruddin dengan sekuat tenaga berupaya bangun. Dia dibopong istri dan anaknya menuju halaman rumah sakit.
Penderita penyakit prostat ini harus menahan rasa sakit saat meninggalkan kamar. Apalagi, selang kateter dan infus masih terpasang.
"Nanti selesai goyang (gempa, red), baru kami berusaha turun. Itupun sakit sekali dia rasa kasihan, karena ada kateternya tertarik-tarik waktu jalan," timpal Nurmiati.
Kamaruddin akhirnya bergabung dengan pasien lainnya yang dievakuasi di halaman rumah sakit. Pihak rumah sakit pun terpaksa meminta bantuan tenda ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju karena khawatir terjadi gempa susulan.
Hingga malam tadi, Kamaruddin dan belasan pasien lainnya masih bertahan di tenda. Mereka masih trauma untuk kembali ke kamar perawatan. "Kami bangun tenda untuk mengevakuasi pasien agar terhindar dari hal tidak diinginkan. Perawat maupun tenaga kesehatan lainnya di luar dulu. Kemungkinan hanya satu hari," kata salah seorang dokter, dr Harman Haba.
Gempa dengan kekuatan 5,9 Skala Ritcher (SR) ini juga menyebabkan pasien Covid-19 yang dirawat di ruang karantina RSUD Regional Sulbar berhamburan. Dengan menenteng infus, mereka berupaya menuju ke halaman rumah sakit.
Anggota Satgas Penanganan Covid-19, dr Muh Ihwan, mengatakan, setelah situasi tenang, mereka diminta kembali ke kamar masing-masing. "Betul, mereka langsung lari keluar dari gedung rumah sakit saat gempa tadi," katanya.
Mengungsi ke Perbukitan
Warga di sekitar pesisir pantai Majene yang dekat dengan sumber gempa berbondong-bondong menyelamatkan diri dengan mengungsi ke perbukitan. Utamanya warga di wilayah Tubo, Malunda, dan Sendana.
Mereka mencari tempat tinggi, karena khawatir terjadi tsunami. Para pengungsi mendirikan tenda seadanya. Beberapa di antaranya menginap di rumah kebun.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Majene, Sirajuddin melaporkan, beberapa warga di kecamatan di pesisir Majene yakni Malunda, Tubo Sendana dan Ulumanda meninggalkan rumah. Mereka mengungsi di perbukitan maupun kebun di ketinggian dekat rumah.
Data sementara yang dikumpulkan BPBD, sekitar seribuan warga meninggalkan rumah untuk mengungsi. Kata Sirajuddin, jumlah itu berangsur menurun karena beberapa di antaranya telah kembali ke rumah masing-masing.
"Warga di Kecamatan Ulumanda dan Malunda yang paling banyak mengungsi. Lainnya, ada juga di Sendana. Data sementara sudah seribuan warga mengungsi, tetapi sebagian besar sudah kembali ke rumahnya," katanya.
Untuk sementara, kata dia, pihaknya belum melakukan persiapan untuk membangun tenda pengungsian. Pasalnya, baru melakukan pemantauan di lokasi pengungsian sambil mengedukasi warga agar tidak panik.
"Kita minta mereka kembali ke rumahnya. Besok akan dilakukan pendataan dampak gempa, termasuk berapa jumlah rumah rusak," katanya.
Bangunan Roboh
Akibat gempa yang berpusat di Majene, sejumlah bangunan dan rumah warga dilaporkan roboh. Data dari Kodim 1401 Majene, kerugian materil yang ditimbulkan antara lain, lima rumah rusak di Desa Sulai, Majene. Satu unit rumah yang belum dihuni rata dengan tanah dan satu rumah bagian depannya runtuh.
Selanjutnya, sebanyak 11 rumah di dan satu bangunan sarang walet rusak parah. Satu rumah di Desa Lombang juga rusak berat dengan dinding roboh dan menimpa satu sepeda motor.
Di Desa Mekatta Selatan dilaporkan dua rumah rusak ringan. Di Desa Maliaya tiga rumah rusak ringan. Puskesmas di Desa Kabiraan roboh. Juga satu rumah di Desa Kabiraan, satu rumah rusak ringan.
Komandan Kodim (Dandim) 1401 Majene, Letkol Inf Yudi Rombe mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendataan sejumlah warga yang mengalami luka ringan dan berat akibat gempa. "Di Desa Mekkatta, dua orang luka ringan. Desa Kayu Angin tiga orang luka ringan. Sekarang sudah dirawat di Puskesmas Malunda," katanya.
Selanjutnya, masing-masing dua orang juga luka ringan di Desa Sulai, Maliaya dan Mekatta Selatan. Satu orang luka berat di Dusun Babak Sondong, Desa Kabiraan. "Korban jiwa untuk sementara nihil," kata Yudi.
Pantauan FAJAR, gempa di kedalaman 10 km ini menyebabkan tembok pagar roboh di daerah Deteng-detang. Tiang listrik miring di samping Pertamina Lembang .
Trans Sulawesi
Gempa yang terjadi pukul 13.35 Wita ini juga menyebabkan batu besar dari gunung meluncur ke jalan poros Trans Sulawesi, tepatnya di Tubo Sendana.
Tak jauh dari lokasi tersebut, di daerah Lombo'na Kecamatan Tubo, juga terjadi longsor dari atas perbukitan yang menyebabkan jalan poros Trans Sulawesi tertutup sementara. Sekitar pukul 16.30 batu besar dan material longsor berhasil disingkirkan oleh BPBD dibantu warga.
Di Mamuju, sejumlah bangunan dan rumah warga juga dilaporkan rusak ringan hingga parah. Seperti garasi rujab Ketua DPRD Sulbar ambruk. Dinding pagar tembok rujab Sekda Mamuju juga ambruk.
Kepala BPBD Mamuju Muhammad Ali Rahman mengungkapkan dari data yang diterimanya hingga tadi malam, sembilan bangunan rusak. "Yakni tujuh rumah penduduk, garasi rujab ketua DPRD, kantor Kementrian Keuangan, dan pagar rujab Sekda Mamuju," katanya. (rul/harianfajar)