Genjot Sektor Tanaman Hias, Kementan Kejar Target Ekspor Rp 1.800 T di 2024

Kamis 26-11-2020,09:49 WIB

Jenis tanaman hias yang digemari masyarakat. Foto Istimewa JAKARTA - Januari hingga Oktober 2020 nilai ekspor pertanian mengalami peningkatan sebesar 12,09 persen menjadi Rp37,5 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Melihat tren positif ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengharapkan pada 2024 ekspor Indonesia bisa mencapai Rp1.800 triliun dari Rp550 triliun pada 2019. Guna menyukseskan ekspor sektor pertanian, Kementan memiliki lima kebijakan strategisnya, yakni Gerakan Tiga kali Ekspor (Gratieks). "Apa yang disampaikan Pak Mentan Syahrul dari data BPS. Dapat kita katakan kinerja pertanian termasuk ekspor pertanian tumbuh baik dibandingkan periode sama tahun lalu,'' ujar Kepala Badan Karantina Kementan, Ali Jamil dalam video daring, kemarin (25/11). https://radarbanyumas.co.id/produk-asli-petani-banjarnegara-berupa-bawang-putih-berhasil-diekspor-perdana/ Lima kebijakan strategis tersbut yaitu pertama, meningkatkan volume ekpor dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan stakeholder untuk melakukan terobosan dan inovasi kebijakan ekspor (3K). Kedua, menambah negara mitra dagang melalui kerja sama dan harmonisasi aturan protokol karantina baik bilateral maupun multilateral. Ketiga, mendorong pertumbuhan eksportir baru dengan cara Kementan mendorong tumbuhnya agropreneur berorientasi ekspor. Keempat, menambah ragam komoditas ekspor melalui mendorong ekspor dalam bentuk olahan, kerja sama dengan pemerintah daerah & stakeholder menggali potensi daerah (iMace) dan mendorong tumbuhnya investasi. Terakhir, meningkatkan frekuensi pengiriman dengan percepatan layanan ekspor. “Seperti teman-teman ketahui, Pak Menteri Punya program dalam lima tahun ada 2,5 juta petani milenial. Setiap tahunnya 500 ribu orang. Selain itu, kami juga mengapresiasi program Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, yang meminta 1.000 petani milenial untuk menggarap hektare lahan tidur milik pemerintah," ujar Jamil. Selanjutnya, Ali Jamil mengatakan menambah ragam komoditas ekspor dengan mengeksplor ragama komoditas, seperti tanaman hias yang memiliki banyak ragam. Selain itu, mendorong peningkatan frekuensi pengiriman, peningkatan volume ekspor dan menambah negara mitra dagang. Eksportir Tanaman Hias, Ricky Subagja mengatakan, ekspor pertanian semakin mudah dengan adanya kebijakan Badan Karantina Pertanian. Dia membudidayakan tanaman hias di atas lahan seluas 250 meter persegi. Tanaman hias yang dibudidayakan seperti philoderon, monstera, calathea, dan adenium. “Walaupun lahan saya tidak luas, tetapi saya merangkul petani lainnya. Kurang lebih ada 10 petani yang saya bina,” ujarnya. Tujuan ekspor diantaranya Jerman, Kanada, Belgia, dan Amerika Serikat. Dalam satu bulan, volume ekspor mencapai 1.000-2.000 tanaman berbagai jenis. “Regulasi sangat mudah dari pemerintah. Selama ini, kita tidak menyalahi peraturan,” katanya. Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEM-Institut Pertanian Bogor (IPB) Sahara menyampaikan sektor pertanian sangat Tangguh di tengah kondisi pandemi covid-19. Kendati demikian, dirinya menyarankan supaya pemerintah memperkuat seperti dwelling time di pelabuhan. “Ini yang harus dikurangi. Lamanya waktu bongkar muat membuat tidak efisien,” pungkasnya. (din/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait