63 Jiwa Mengungsi, Tiga Rumah Ambruk Akibat Pergerakan Tanah Jatiluhur

Selasa 24-01-2017,08:29 WIB

MAJENANG-Kekhawatiran warga Dusun Jatiluhur, Desa Padangjaya, atas bencana pergerakan tanah sejak sepekan lalu akhirnya terbukti. Kemarin, bersamaaan dengan hujan deras yang turun pada Minggu (22/1), dilaporkan setidaknya tiga rumah ambruk, lima rusak berat dan sisanya terancam dan rusak ringan. Menurut warga setempat, pergerakan tanah dirasakan warga pada Sabtu (21/1) petang. Kejadian ini kembali terulang pada Minggu (22/1). Tembok rumah bergeser beberapa centimeter atau lantai yang tiba-tiba naik. Warga juga sempat mendengar suara batu jatuh ke kolam dan menimbulkan suara keras. "Sempat terdengar suara keras sekali. Setelah kita cek ternyata batu besar jatuh ke kolam," ujar Kepala Dusun Jatiluhur, Tarsono, Senin (23/1). Dia mengatakan, saat ini ada tiga rumah roboh dan sudah ditinggalkan pemilik. Mereka mengungsi ke kerabat terdekat. Demikian juga dengan sejumlah warga yang rumahnya retak-retak atau rusak berat. Adanya pengungsi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap memutuskan untuk mendirikan Posko Terpadu. Tenda utama posko berada di sekitar rumah warga dan dilengkapi dengan pos kesehatan, lengkap dengan obat dan petugas medis dari Puskesmas Majenang 1. Selain itu juga dipersiapkan dapur umum. "Hari ini kita dirikan posko terpadu," ujar Kepala BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melalui Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono, kemarin. Sementara itu, hasil penelusuran petugas gabungan yang melibatkan BPBD, Polsek dan Koramil Majenang serta relawan diketahui, retakan di mahkota longsor kian lebar. Saat ini lebar retakan mencapai kurang lebih 50 cm. Di tempat lain muncul patahan yang cukup panjang dan berada di lahan warga setempat. Sore kemarin, BPBD Kabupaten Cilacap mengirimkan sejumlah bantuan berupa bahan makanan untuk mendukung posko terpadu dan dapur umum. Seperti diberitakan sebelumnya, hujan deras mengakibatkan tanah di Dusun Jatiluhur Desa Padangjaya Kecamatan Majenang bergeser. Pergerakan tanah dilaporkan pertama kali terjadi pada Selasa (17/1) petang sekitar pukul 18.00. Dilanjutkan pada Rabu (18/1) petang hingga Kamis (19/1) pagi kemarin. Sejumlah warga mendengar suara seperti kayu patah saat bangunan bergeser atau tembok pecah. (har/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait