MAJENANG-Sungai Cilopadang yang memisahkan Desa Padangjaya dan Sindangsari meluap, (21/1). Debit air naik sangat tinggi dan hampir menyentuh bibir tanggul dan talud ambruk di dua titik.
Akibatnya, rumah Suryono dan Surmono, di Dusun Lebaksari RT 03 RW 01 Desa Sindangsari terancam. Demikian juga dengan Hwan Shin dan Riyadi yang ada di Dusun Padangjaya 01/01 Desa Padangjaya.
Informasi yang dihimpun Radar Banyumas menyebutkan, debit air sungai Cilopadang naik setelah hujan deras menguyur Kecamatan Majenang sekitar pukul 15.00 hingga sore. Debit tinggi juga disertai arus deras yang membuat warga merasa khawatir kalau sungai akan kembali meluap seperti akhir tahun lalu.
"Debit air sangat tinggi dan juga deras sekali. Warga ketakutan," ujar Ketua RT Ketua RT 07 RW 05 Desa Sindangsari, Tatang Samsudin Koyon.
Kondisi debit air tinggi dan arus deras ini memang tidak berlangsung lama. Menjelang malam, debit menurun dan kecepatan air dilaporkan berkurang. Petugas terkait melaporkan kalau ke empat warga yang rumahnya terancam itu enggan untuk mengungsi. Ini setelah melihat debit air makin menurun.
Kepala UPT Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majenang, Edi Sapto Prihono melalui Petugas BPBD Majenang, Muhadi melaporkan, talud jebol ada 2 titik. Lokasi pertama masuk Desa Sindangsari dengan panjang 35 m tinggi 5 m. Sementara di sisi kiri sungai yang masuk Desa Padangjaya, ukuran tanggul jebol adalah 25 m tinggi 5 m.
"Tidak ada korban jiwa. Tapi ada empat rumah terancam," katanya.
Perlu diketahui, Sungai Cilopadang sempat meluap dan menggenangi perkampungan warga di Desa Padangjaya, akhir tahun lalu. Tanggul jebol berada di sejumlah titik karena terjadi pengikisan. Disaat bersamaan, tanggul jebol juga dilaporkan di Desa Mulyadadi dan merusak sejumlah rumah warga. (har/)