Banjir Longsor Ancam Cilacap Barat

Kamis 15-09-2016,10:24 WIB

CILACAP-Bencana banjir dan tanah longsor kini tengah mengintip mayoritas wilayah di sisi barat Kabupaten Cilacap. Ancaman ini seiring mulai berakhirnya musim kemarau basah berganti penghujan. Diperkirakan, intensitas dan curah hujan tahun ini masuk kategori sedang hingga tinggi. "Ini yang jadi perhatian kita karena curah hujan masuk kategori sedang hingga tinggi," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara, usai memberikan pembekalan bagi petugas UPT BPBD Majenang, Rabu (14/9) kemarin. Tri menegaskan, prediksi ini berdasarkan informasi yang diterima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu lalu. Pihaknya secara rutin berkoordinasi dengan badan yang menanggani masalah cuaca tersebut. Termasuk berbagi informasi terkini tentang kondisi cuaca dan iklim yang bisa membawa ancaman bencana. "Info ini kita dapat dari BMKG," ujarnya. Informasi itu juga menyebutkan pergantian antara musim kemarau ke penghujan nyaris tidak ada jeda. Faktornya karena kemarau tahun ini tergolong basah dengan ditandai adanya hujan mulai dari April hingga Oktober. Padahal biasanya ada masa peralihan diantara kedua musim ini. "Jadi nyambung dari kemarau basah ke penghujan. September ini intensitas hujan mulai sering terjadi," katanya. Dia mengatakan, wilayah kerja UPT BPBD Majenang rawan akan ancaman tanah longsor. Ancaman ini mulai dari Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja hingga Dayeuhluhur. Titik yang kini mendapatkan perhatian ekstra BPBD ada di Desa Hanum, Datar dan Sumpinghayu di Kecamatan Dayeuhluhur. "Kalau (kecamatan) Majenang ya di (desa) Pangadegan dan Ujungbarang. Sisanya di Majingklak (Wanareja)," katanya. Seperti diketahui, ada dua desa yang masih mengalami gejala tanah bergerak. Lokasinya berada di Desa Datar Kecamatan Dayeuhluhur dan Majingklak (Wanareja). Bahkan gerakan tanah di Desa Datar selalu terjadi tiap kali hujan deras mengguyur wilayah itu. Sementara banjir, katanya masih menjadi ancaman serius di wilayah kerja UPT BPBD Sidareja. Bisa dipastikan, wilayah ini akan selalu dihampiri air limpas dari sejumlah sungai yang mengalir di daerah itu. "Masih tetap daerah itu-itu saja yang rawan banjir," katanya. (har/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait