Cuaca Abnormal Picu Perairan Laut Cilacap Berpotensi Telan Korban Jiwa Lebih Banyak

Rabu 10-08-2016,16:56 WIB

CILACAP-Wilayah perairan Cilacap rawan terjadi musibah baik kecelakaan yang di sengaja ataupun tidak. Hal ini banyak dipengaruhi soal musim dan cuaca yang tidak stabil. Bahkan gelombang laut bisa mencapai 4-6 meter tingginya. Informasi yang dihimpu Radar Banyumas dari Humas Basarnas Pos Cilacap, Saiful menyebutkan bahwa selama tahun tahun 2016 sampai awal Agustus, telah terjadi 42 kasus kecelakaan perairan. "Total mengakibatkan 57 korban meninggal, 6 korban selamat dan 12 korban hilang dari awal tahun sampai Agustus ini," katanya. Pihaknya terus menyampaikan kewaspadaan bagi para nelayan yang hendak melaut agar terus memantau prakiraan cuaca dan mewaspadai hal-hal lainnya demi keselamatan. Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya ancaman bencana sepanjang musim kemarau yang tergolong basah tahun ini. Hujan diperkirakan akan terus berlangsung sampai akhir Agustus dengan intensitas ringan hingga sedang. "Kondisi ini penting sekali untuk diwaspadai oleh semua pihak," ujar Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo. Dia mengatakan, selain adanya Anomali atau penyimpangan cuaca juga karena adanya fenomena Lalina yang mengakibatkan, khususnya Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi, dan diprediksi akan terjadi sepanjang tahun. Tingginya gelombang laut yang terjadi dari awal Juli hingga Agustus lebih banyak di karenakan faktor angin, sehingga banyak menyebabkan kecelakaan yang terjadi di perairan cilacap seperti contohnya tongkang yang terdampar di Pantai kamulyan. Sementara untuk dampak di daratan, hujan yang turun selama kemarau ini kerap bersifat lokal dan tidak merata. Hujan ini kerap muncul pada sore, petang atau malam hari. Hingga dibutuhkan kewaspadaan tinggi karena warga kerap tengah beristirahat saat hujan turun di malam hari. "Intensitas hujan ringan sampai sedang dengan kisaran seratus sampai dua ratus milimeter per bulan," terangnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap sejak lama sudah menetapkan sejumlah desa di wilayah barat Kabupaten Cilacap masuk rawan bencana tanah longsor. Salah satunya adalah Desa Majingklak. Selain itu ada juga Desa Palugon dan Cigintung. Daerah rawan longsor ini mulai dari Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, Majenang hingga Dayeuhluhur. "Wilayah barat memang rawan longsor," ujar Kepala Pelaksana BPBD Cilacap Tri Komara melalui Kepala UPT BPBD Majenang Edi Sapto Priyono. (har/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait