Bisni Perikanan Tak Seramai Bisnis Infrastruktur
CILACAP-Perputaran bisnis di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, tidak seramai bisnis dalam bidang infrastruktur. Tidak aneh apabila kegiatan temu bisnis yang diselenggarakan oleh Pemkab Cilacap di Hotel Bumi Karsa Kompleks Bidakara Jakarta Selatan kurang diminati oleh calon investor beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Pengelola Kawasan Sumberdaya Kawasan Segara Anakan (DKP2SKSA) Cilacap Supriyanto mengatakan, sektor kelautan masih belum mendapat perhatian dari para investor. Dengan masih besarnya pangsa investasi di darat, maka diperlukan upaya keras untuk menarik para investor terjun ke investasi maritim.
Menurut dia, pengembangan sumber daya kelautan, membutuhkan investasi yang bersifat terpadu.
Pemerintah harus lebih memperhatikan kebutuhan nelayan. Misalnya, kata dia, pengadaan gudang pendingin, kios pengisian bahan bakar minyak, serta penyediaan infrastruktur yang dapat menarik investasi.
Menurut Supriyanto, secara vertikal dari hulu ke hilir, saat ini Kabupaten Cilacap menghadapi permasalahan investasi dalam hal kemampuan penangkapan, penyimpanan dan pengawetan, permasalahan pengemasan, pengangkutan sampai pada pemasaran.
Menurut dia, apabila segenap pihak terkait serius menggarap sektor perikanan dan kelautan, diperkirakan Cilacap bisa menjadi produsen nomor satu di Indonesia.
Sebab Cilacap merupakan satu-satunya kabupaten yang memiliki pelabuhan barang di pesisir selatan Jawa, dan mendukung wilayah ini menjadi pusat pengembangan poros maritim.
Selain itu, Cilacap memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Tengah, yang mencapai 201,9 kilometer. 105 kilometer di antaranya berhadapan langsung dengan Samudra Hindia.
Sedangkan sisanya merupakan garis pantai yang berhadapan dengan Pulau Nusakambangan, serta kawasan Segara Anakan.(rez)