CILACAP-Pengusaha perberasan Cilacap ternyata belum berdaya menyikapi surplus beras di Cilacap. Dampaknya, beras terus menyumbang inflasi cukup besar, menyusul serangan beras dari luar Cilacap yang kian santer.
"Cilacap surplus beras kisaran 340 ribu ton. Tapi di lapangan justru beras Cilacap ini lari ke luar kota. Sedangkan untuk kebutuhan Cilacap banyak beredar beras beras dari luar kota Cilacap. Kondisi ini menjadi salah satu sebab beras menyumbang inlasi cukup tinggi,"ujar Kepala Bagian Perekonomian Setda Cilacap Umar Said Kamis (25/2) kemarin.
Umar menandaskan, kondisi beras Cilacap yang keluar kota mencapai 35 persennya atau sekitar 189 ribu ton. Pembelinya bukan pengusaha beras Cilacap tetapi dari pengusaha beras dari luar kota. Transaksi membawa beras Cilacap keluar kota ini, kemudian berdampak kepada aliran beras dari luar kota untuk memasok pasar beras Cilacap dengan harga yang tinggi.
Dari analisa yang dilakukan tim pengendalian inflasi daerah (TPID), salah satau penyebab banyaknya beras yang keluar Cilacap dan diikuti maraknya beras luar kota masuk Cilacap ini karena daya beli pengusaha perberasan masih kurang. "Para pengusaha terkendala masalah permodalan,"ujarnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, kemarin Pemkab mempertemukan antara pengusaha dengan Bank Rakyat Indonesia serta Bulog. Intinya Bulog siap melakukan pembelian beras dari para pengusaha. Sedangkan dari permodalan mereka akan didukung dengan pinjaman lunak dari perbankan.
Penyebab lainnya untuk rendahnya kemampuan daya beli pelaku usaha perberasan, lanjutnya disebabkan karena kurangnya permodalan. Maka sangat dibutuhkan penyedia dana atau permodalan, baik dalam bentuk dana talangan, maupun kredit lunak. Upaya tersebut ia harapkan dapat ikut menjaga ketersediaan stok beras, dengan membeli gabah dari petani.
"Diperlukan bantuan permodalan dari lembaga keuangan atau perbankan, kepada pelaku usaha perberasan. Misalnya melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, dimana di 2016 mempunyai target sebanyak Rp 170 miliar,"terangnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, Beras menjadi salah satu komoditas penyebab inflasi di Kabupaten Cilacap. Selain cabe merah dan cabe rawit, dalam kurun satu tahun, beras mengalami inflasi lima kali yaitu Januari, Februari, Juni September, dan Desember. Dengan luas lahan persawahan mencapai 63.000 hektare dan capaian produksi padi sebesar 835.700 ton, menjadikan hasil produksi padi mengalami surplus sebanyak 350.000 ton.(rez/ttg)