Museum Daerah Ditutup, Ini Penyebabnya

Kamis 19-05-2022,09:38 WIB

DITUTUP : Petugas fumigasi sedang melaksanakan penutupan bagian depan museum. (AMARULLOH/RADARMAS) PURBALINGGA - Museum Prof DR R Soegarda Poerbakawatja Purbalingga, menutup layanan kunjungan sejak hari ini, hingga 25 Mei mendatang. Pengelola melaksanakan fumigasi di bangunan museum daerah ini selama kurang lebih sepekan. Fumigasi menjadi pilihan metode pengendalian hama dan serangga paling aman dan efektif untuk koleksi museum. Proses fumigasi ini melibatkan tenaga khusus untuk menyemprotkan fumigant atau gas dalam kondisi dan waktu tertentu untuk membunuh hama dan serangga. "Upaya ini kami lakukan untuk mengamankan koleksi berbahan kertas dan koleksi lain yang rawan gangguan serangga serta hama. Ada minimal 600 koleksi berbahan kertas," tutur Kabid Pembinaan Kebudayaan Dindikbud Purbalingga, Wasis Andri Wibowo SPd, Kamis (19/5). Lebih lanjut dikatakan, museum ini memiliki koleksi dokumen atau berbahan kertas, wayang kulit, koleksi berbahan kayu mencapai sekira 600 buah, serta  ratusan buku bertema sejarah dan budaya yang dapat dibaca pengunjung di perpustakaan mini museum. Dengan adanya fumigasi, ratusan koleksi tersebut akan dapat terkonservasi dalam waktu yang singkat dan meminimalkan gangguan serangga seperti serangga perusak kertas dan lainnya. https://radarbanyumas.co.id/sempat-nihil-bandara-jbs-purbalingga-buka-lagi-1-juni-mendatang-surabaya-purbalingga/ DITUTUP : Petugas fumigasi sedang melaksanakan penutupan bagian depan museum. (AMARULLOH/RADARMAS) Penyemprotan gas fumigant minimal dilakukan selama 2x24 jam dalam kondisi ruangan tertutup. Meski seluruh fumigant termasuk dalam kategori gas beracun, namun selama pengaplikasiannya sesuai prosedur dipastikan akan aman. Setelah melalui proses aerasi atau pembebasan gas, museum sudah dapat kembali dibuka. “Setelah fumigasi tim penata pameran akan kembali membenahi bagian dalam museum sebelum nantinya dapat kembali dikunjungi masyarakat pada 25 Mei mendatang”, paparnya. Sementara itu perwakilan pihak ketiga yang ditunjuk, Ali Mas’ad selaku pelaksana fumigasi mengatakan jika fumigant memiliki kemampuan dalam menjangkau sudut-sudut sempit di museum tanpa meninggalkan residu. "Metode ini mampu mengendalikan hama yang ada di dalam kayu, arsip atau dokumen, kertas, buku maupun koleksi yang rentan terhadap air. Dipastikan metode aman untuk koleksi museum dan juga bahkan untuk bahan pangan”, ujarnya. (amr)

Tags :
Kategori :

Terkait