SUDAH MULUS : Jalan Purbalingga- Bukateja sudah mendukung salah satu potensi investasi dari sisi sarpras.
PURBALINGGA- Tahun lalu, Pemkab Purbalingga telah menambah peruntukkan lahan untuk industri hingga tak kurang dari 800 hektar. Namun lokasinya masih tersebar di beberapa wilayah kecamatan. Tahun 2021 lalu, realisasi investasi di Kabupaten Purbalingga dalam rupiah tercapai Rp 823 miliar dari target pemerintah pusat Rp 840 miliar setahun.
Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Purbalingga, Ato Susanto AP MSi mengungkapkan, pencapaian target ini luar biasa. Bahkan jka hitungan internal Kabupaten Purbalingga realisasi bisa mencapai Rp 1,4 triliun.
"Kalau dasar perhitungan realisasi investasi di pusat tidak menghitung atau menyertakan realisasi investasi perusahaan mikro. Kalau di kami kabupaten, ikut dihitung,” katanya.
Menurutnya, dipilihnya investasi di Purbalingga bisa saja karena adanya kejenuhan di wilayah Jabotabek soal industri atau investasi. Sehingga calon investor masuk melirik Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Purbalingga.
"Faktor lain yaitu sudah ada perusahaan besar yang dinilai sudah nyaman berinvestasi di Purbalingga ikut mempromosikan keadaan Purbalingga. Bahkan ada yang dari Tangerang akan menanam investasi di Purbalingga. Di bidang pengolahan kayu, karena dikabari investor yang sudah lebih dulu ada di Purbalingga,” imbuhnya.
Ia mengklaim, minat investasi seorang pengusaha karena pertimbangan iklim investasi aman dan upah masih terjangkau. Selain itu relatif kondusif, tak ada hal yang menjadi kendala seperti adanya aksi demo, kriminalitas dan lainnya.
“Para pengusaha juga kemungkinan memiliki penilaian Jika Pemkab Purbalingga sangat pro investasi. Terbukti investasi baru dan lama berimbang. Dilihat dari jumlah permohonan Nomor Induk Berusaha (IMB) baru sejak agustus sampai akhir 2021 mencapai 2.600 NIB,” paparnya.
https://radarbanyumas.co.id/dpu-pr-purbalingga-sebulan-baru-terbitkan-satu-pbg/
Kedepan, pihaknya sedang berupaya mereview kawasan peruntukan industri yang saat ini sudah tersedia. Karena belum semua memadai untuk sarpras jalan, tenaga listrik dan lainnya. Investor akan melihat pertimbangan tak hanya lokasi peruntukkan, namun sarprasnya. (amr)