Ruswadi (40), tangan kanannya memutar bagian jantra (alat yang mengubah kapas menjadi benang) dan tangan kirinya memegang lipatan kapuk. Ia sedang mengubah kapas menjadi benang (ngantih) di teras rumahnya, Desa Tumanggal, Pengadegan, Purbalingga. Para perajin benang di Tumanggal kini rata-rata sudah berusia senja. Regenerasi tidak terjadi seperti saat dia muda dulu. "Yang muda ya ngga ada, sudah banyak di pabrik idep (bulu mata, red)," jelas Ruswadi, dengan mata tetap fokus ke kanan dan kiri, memperhatikan gumpalan kapas yang ia ubah menjadi benang. Foto Dimas Prabowo/Radar Banyumas
Ruswadi (40), tangan kanannya memutar bagian jantra (alat yang mengubah kapas menjadi benang) dan tangan kirinya memegang lipatan kapuk. Ia sedang mengubah kapas menjadi benang (ngantih) di teras rumahnya, Desa Tumanggal, Pengadegan, Purbalingga. Para perajin benang di Tumanggal kini rata-rata sudah berusia senja. Regenerasi tidak terjadi seperti saat dia muda dulu. "Yang muda ya ngga ada, sudah banyak di pabrik idep (bulu mata, red)," jelas Ruswadi, dengan mata tetap fokus ke kanan dan kiri, memperhatikan gumpalan kapas yang ia ubah menjadi benang. Foto Dimas Prabowo/Radar Banyumas
Sartimah (70) mengisi waktu luangnya dengan ngantih, (mengubah kapas menjadi benang) di rumahnya, Desa Tumanggal, Pengadegan, Purbalingga. Tangan kanan Sartimah memegang bagian jantra (alat yang mengubah kapas menjadi benang). Ditangan kirinya memegang lipatan kapuk. Saat ini, para perajin benang di Tumanggal rata-rata sudah berusia senja. Regenerasi tidak terjadi seperti saat dia muda dulu. Tidak sedikit anak muda sekarang, lebih memilih bekerja di pabrik rambut. Foto Dimas Prabowo/Radar Banyumas