JINAK : Ular Jenis Phyton Reticulatus gen Tiger Albino Orange Glow hasil persilangan induk Tiger Albino dengan Tiger Caramel.
MENDENGAR kata ular dan melihat wujudnya, bagi sebagian orang akan merasa takut dan geli. Apalagi jika sampai melihat ular di lingkungan rumah, bisa saja langsung dibunuh. Namun bagi Purnawan, selain karena hobi, justru tertantang untuk menjaga, merawat sekaligus beternak reptil, terutama jenis ular Phyton.
AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga
TERLIHAT ular jenis Ball Phyton, Reticulatus Phyton dan jenis ular lainnya yang tak berbisa, ada di lingkungan rumah Purnawan siang itu. Rumah permanen itu dihiasi kandang-kandang ular yang kerap disebut Sanca, meski tidak semua jenis Phyton itu sanca.
Tenaga honorer Sat Pol PP Karangmoncol ini usai jam kerja langsung menuju ke salah satu kandang buatan sendiri dan mengambil ular yang biasa disebut sanca (reticulatus phyton). Menurutnya, sebagai peternak (breeder) ular, harus peduli pada semua reptil.
Bahkan saat mendapatkan stok dan menangkarnya serta menjual, ia selalu kampanyekan tidak boleh asal jual dan asal meliharanya. Ketika ada jenis reptil yang masuk dalam hewan dilindungi, ia selalu mengingatkan sesama pehobi agar tidak main-main melanggar aturan perlindungan hewan.
"Kebetulan yang saya ternak dan saya jual tak ada jenis reptil yang dilindungi atau masuk dalam regulasi perlindungan. Bahkan jika saya tahu yang mencoba kucing-kucingan soal reptil dilindungi, selalu diingatkan agar mematuhi hukum. Misalnya ada izin penangkaran dan lainnya secara resmi," kata pria yang pernah jadi guru ini.
Koleksinya mulai banyak sejak 5 tahun lalu. Ia juga berkomunikasi dengan breeder lain dari Jakarta, Surabaya dan Denpasar Bali. Secara otodidak, pengalaman merawat reptil bisa didapatkannya.
https://radarbanyumas.co.id/berawal-dari-hobi-pemuda-ajibarang-bisa-raup-untung-dari-budidaya-ikan-hias/
JINAK : Ular Jenis Phyton Reticulatus gen Tiger Albino Orange Glow hasil persilangan induk Tiger Albino dengan Tiger Caramel.
"Tak hanya jenis ular, saya ada koleksi kura-kura, iguana, biawak. Namun yang saya ternak baru ular dan iguana. Karena sejak menetas, seminggu saja sudah bisa laku dijual. Lumayan bisa menopang kebutuhan hidup," imbuh pria yang tinggal di Desa Panusupan, Rembang ini.
Jaringan dan mitra serta perkembangan dunia online dimanfaatkan betul olehnya. Misalnya pembelian melalui online dan pengiriman melalui ekspedisi.
"Pihak ekspedisi juga akan menolak jika reptil dari jenis dilindungi. Jadi saya tidak main-main, meski tahu tentang reptil," tegasnya.
Sementara itu, soal harga ia mematok sesuai dengan umur dan jenis ularnya. Misalnya Ball Phyton ukuran baby tanpa genetik/turunan dipatok kisaran Rp 400-700 ribu.
Kalau yang gen 4 atau bisa albino jenis Ball Phyton Rp 2 juta. Sedangkan jenis sanca batik seharga Rp 400- Rp 600 ribu.
"Jenis ulat Phyton banyak variasinya. Misalnya di Ball Phyton ada spider, lesser, banana, pastel, fire dan lain-lain. Kalau Sanca ada tiger, motley, sunfire, platinum, titanium, dan lainnya," jelasnya. (*)
https://radarbanyumas.co.id/ini-tren-ikan-2022-penjualan-koki-dan-komet-stabil-cupang-bakal-meredup/