RAPAT : Dinarpus saat mengundang OPD terkait, rapat tentang pengawasan kearsipan, Rabu (19/1). (CAHYO/RADARMAS)
Dinarpus Lakukan Audit
PURBALINGGA - Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purbalingga menilai jika kesadaran mengelola arsip di sebagian besar organisasi perangkat daerah (OPD) masih minim.
Meski sudah dilakukan penyimpanan, namun biasanya hanya ditumpuk dan saat mencari kembali untuk kebutuhan tertentu kebingungan.
Hal itu dikatakan Kepala Dinarpus Kabupaten Purbalingga, Mohammad Nadjib saat acara pertemuan dengan puluhan OPD dalam upaya pengawasan/audit kearsipan internal di dinas, Rabu (19/1).
Dikatakan, dia juga memahami jika di OPD belum ada tenaga khusus menata kearsipan.
“Kalau menemukan kondisi seperti itu dalam penataan arsip, harus ada upaya pengawasan dan memahamkan pentingnya arsip yang dikelola dengan baik. Termasuk dalam kegiatan pertemuan ini,” katanya.
Pihaknya juga menyadari jika saat ini dinas yang dipimpinnya belum memiliki gedung arsip sendiri. Masih berupa depot arsip yang kapasitasnya belum optimal. Padahal arsip dari OPD yang ada akan masuk ke dinarpus.
“Minimal kalau sudah dikelola dengan baik di OPD, maka saat dibutuhkan untuk penyimpanan dan pendataan akan lebih mudah. Termasuk arsip yang sudah lebih dari 7 tahun bisa dimusnahkan dengan kriteria tertentu,” tambahnya.
Kegiatan pertemuan kemarin dihadiri lebih dari 20 OPD yang mendapatkan materi terkait kearsipan, dan pada saatnya akan mengelola dengan baik di setiap dinas. Harapannya, saat gedung perpusda yang baru dioperasionalkan, maka gedung kantor lama akan dijadikan tempat penyimpanan arsip daerah.
Data yang dihimpun Radarmas, arsip dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Goeteng Tarunadibrata Purbalingga bisa mencapai 64 ribu bendel pertahun. Kemudian dari Bakeuda 15 ribu bendel, serta yang paling banyak dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dindukcapil) mencapai 240 ribu bendel pertahun.
https://radarbanyumas.co.id/tiga-bumd-di-purbalingga-tanpa-dirut-definitif/
Kebanyakan arsip fisik itu keluaran kurun waktu tahun 1980 dan hingga arsip saat ini. Dokumen tertulis itu ada yang dari RSUD maupun organisasi perangkat daerah (OPD) di Purbalingga.
Kedepan, jika sudah memiliki gedung arsip, maka arsip tidak mudah rusak dan berdebu karena sirkulasi udara yang baik. Saat ini yang ada bisa disebut gudang arsip. Luasannya 25 meter persegi di lantai dua. Kemudian saat ini untuk mengurus itu jumlah arsiparis sangat minim. (amr)